Berbagi cerita lewat media diminati para pelajar Paroki Naesleu, khususnya lingkungan Tubuhue-Maslete, Keuskupan Atambua. Untuk membangkitkan semangat menulis, telah dilakukan pelatihan jurnalistik di Kapela Maslete, (Kamis-Sabtu, 12-14/7/2018). Antusiasme para peserta begitu tinggi. Berbekal kepercayaan diri yang kuat dan semangat yang mengebu-gebu, pelatihan yang berlangsung diikuti dengan tekun hingga tuntas.
Pendamping sekaligus pemberi materi, Romo Herry Gerard Fernandez, Pr di awal pelatihan memberi semangat kepada para peserta untuk tidak cepat puas dan jenuh dalam menulis. Dengan penuh keyakinan serta niat yang tulus, mantan Praeses Seminari Tinggi Tahun Orientasi Rohani (TOR) Lo’o Damian ini menegaskan agar menulis harus menjadi bagian penting dalam hidup. Tidak boleh pernah ada kata bosan dalam menulis, tapi luangkanlah waktu untuk berbagi cerita kepada orang lain lewat media.
“Jika Anda menulis jangan berpikir sekali menulis langsung sempurna. Tidak boleh berpikir demikian. Menulis adalah proses menuju kematangan diri yang nampak dalam pembentukan pola berpikir yang benar. Harus berani untuk berbuat salah jika ingin menjadi penulis hebat,” katanya.
Sebelum masuk dalam latihan praktis, Romo Herry menyampaikan tips-tips penting untuk menjadi penulis pemula. Salah satunya dibahas tentang rumusan baku dalam dunia tulis menulis.
“Untuk menjadi seorang penulis yang baik jangan pernah lupa yang namanya jurus-jurus maut dalam penulisan berita. Tidak segampang yang dipikirkan. Tapi jika kita mengikuti alur secara benar, tentu saja hasil akan lebih memuaskan hati,” tukasnya sembari memberi resep-resep jitu dalam penulisan berita di hadapan para peserta.
Rencana untuk pengembangan bakat dan kemampuan menulis untuk para pelajar sudah lama dibicarakan namun belum pernah terealisasi. Hal ini disampaikan oleh Sius Lopiz sekaligus motivator bagi para pelajar yang berminat di dunia jurnalistik.
Ia berkisah jika mimpinya sudah lama terpendam dan sekarang sudah terlaksana. “Bersyukur sekali untuk pertama kalinya anak-anak diberi perhatian khusus. Harapan sekaligus mimpi kami kelak di antara mereka bisa ada sosok yang hebat untuk menjadi pewarta lewat media. Keyakinan saya akan menjadi nyata bila ada ketekunan di balik perjuangan mereka,” ucap Lopiz saat pelatihan berlangsung.
Di akhir pelatihan jurnalistik ini, dilanjutkan dengan pembentukan majalah dinding (mading) pelajar. Sarana ini bertujuan untuk memotivasi anak muda dalam pengembangan bakat dan kemampuan mereka dalam dunia tulis menulis. Dijadwalkan penulisan mading akan berganti sebulan sekali dengan melibatkan orang muda yang berminat.