Bacaan: Mikha 7:14-15; 18-20, Matius 12:46-50
Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
Sahabat pelita hati,
MELALUI pelita sabda hari ini kita belajar tentang makna persaudaraan sejati. Bukan pertama-tama karena kesamaan asal-usul tetapi karena komitmen hati melaksanakan kehendak Bapa. Kisahnya diawali saat Yesus sedang berbicara dengan orang banyak, kemudian seorang datang dan menyampaikan bahwa ibu dan saudara-saudara-Nya ingin menjumpai-Nya. Yesus tidak segera menemui mereka justru bertanya, “Siapakah ibu-Ku?” Dan siapakah saudara-saudaraKu? Sambil memandang kepada semua orang yang hadir, Ia berkata, “Inilah ibu-Ku, inilah saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku.” Jawaban Tuhan ini terasa aneh, namun di balik jawaban ini ada satu pewartaan yang pokok dan penting.
Sahabat terkasih,
Tuhan memberi pemahaman baru tentang hakekat ikatan keluarga dalam iman kristiani. Dasarnya adalah melakukan kehendak Bapa. Yang disebut sebagai saudara, saudari dan ibu Yesus adalah orang yang mendengar sabda dan melakukannya secara nyata di dalam hidup sehari-hari. Pertanyaannya, apakah kita telah melakukan kehendak-Nya? Atau justru sering lari dari kehendak Tuhan?
Sahabat terkasih,
Ketika kita melaksanakan tugas dan pekerjaan secara bertanggungjawab sejatinya kita sedang melaksanakan kehendak-Nya. Ketika kita berusaha secara bertanggungjawab menjadi pendamping dan pendidik anak di dalam keluarga, sejatinya kita pun sedang melaksanakan kehendak-Nya. Pendek kata selagi kita melaksanakan hidup dalam kebaikan sejatinya kita sedang melaksanakan kehendak-Nya. Marilah kita berlomba untuk setia melaksanakan kehendak-Nya agar kita pantas diaebut sebagai saudara dan saudari Tuhan. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Dari Palembang membawa duku, duku manis kesukaan adikku. Yang melaksanakan kehendak Bapa-Ku, dialah saudara dan saudari-Ku.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)