Home BERITA Renungan Harian 20 Agustus 2020: Bertobat

Renungan Harian 20 Agustus 2020: Bertobat

0
Ilustrasi -- Bertobat tinggalkan masa lalu yang kelam (Ist)


PW. St. Bernardus Abas
Bacaan I: Yeh. 36: 23-28
Injil: Mat. 22: 1-14
 

“MUDA kaya raya, hidup foya-foya; tua bertobat dan mati masuk surga” sebuah ungkapan yang sering kali dipakai dalam “guyonan”.

Dalam “guyonan” ungkapan itu dipakai sebagi prnisip hidup. Namun itu hanya “guyonan” karena sering kali lalu ditimpali dengan kata-kata: “Ya kalau sempat tua dan bertobat, kalau nggak?” Biasanya lalu disambut dengan derai tawa.
 
Namun tidak demikian dengan kawan saya yang satu ini. Ungkapan tersebut benar-benar dijadikan prinsip hidup. Dia sudah kaya raya sejak lahir, artinya memang dia lahir dari keluarga yang kaya raya untuk ukuran kota itu.

Sejak kecil sudah dibanjiri dengan fasilitas yang luar biasa. Banyak hal yang tidak diperoleh untuk anak seusianya dia telah mendapatkannya.
 
Dia menjalani pendidikan dengan berbagai “drama” keluar masuk dari satu sekolah ke sekolah lain karena kebengalannya.

Dengan bercanda dia mengatakan bahwa sudah tak terhitung berapa sekolah yang telah dimasuki. “Wah kalau ada reuni banyak sekali saya akan reuni” katanya sambil tertawa. 

Sejak SMA segala bentuk hiburan kenikmatan telah dia lalui, main judi, main perempuan dan minuman keras hingga narkoba.

Namun entah bagaimana, dia bisa menyelesaikan sarjana di perguruan tinggi di luar negeri. Dia sendiri heran dan gak ngerti gimana dia bisa menyelesaikan sarjananya.
 
Setelah pulang dari studinya, dia diberi kepercayaan oleh orangtuanya untuk mengurus salah satu perusahaan orangtua. Namun karena hidupnya yang seperti itu, dia hampir tidak pernah mengurus perusahaan itu.

Hidupnya semakin terpuruk ke jurang narkoba, dia amat bergantung dengan narkoba. Hidupnya menjadi amburadul.
 
Puncaknya adalah ketika perusahaannya benar-benar hancur dan dia ditangkap polisi, karena kasus narkoba. Saat itu dia benar-benar hancur.

Untuk kali pertama, dia merasakan kesedihan dan rasa malu yang mendalam. Dia melihat masa depannya begitu gelap.

Dia yakin keluarganya tidak akan mau menerima dia lagi. Ingin rasanya dia bunuh diri, namun karena dalam penjara diawasi ketat sehingga tidak memungkinkan.
 
Selama menjalani hukuman dan rehabilitasi, tidak satupun keluarganya yang menjenguknya. Kalau teman-teman lain di penjara itu mendapatkan kunjungan, dia tidak pernah mendapatkan kunjungan.

Dia benar-benar hancur.
 
Ketika dia diberi tahu bahwa besok adalah hari pembebasannya, dia justru semalaman tidak bisa tidur. Dia bingung, tidak tahu harus pergi kemana dan harus berbuat apa. Tidak tahu bagaimana dia harus menghidupi dirinya sendiri.

Dia tahu masa depannya masih panjang, karena saat itu dia baru berumur 35 tahun.

Dalam kelelahan berpikirnya, dia pasrah: “Apa terjadi besok, biarlah terjadi besok. Tuhan pasti memberi jalan.”

Katanya dalam hati. “ini untuk pertama kali dalam hidup saya memikirkan Tuhan” katanya.
 
Esok hari, sekitar pukul 10 pagi setelah membereskan berbagai persyaratan administrasi, dia keluar dari penjara.

Betapa terkejut dirinya ketika mendapati orangtua dan seluruh keluarga menjemput dia. Kedua orang tuanya memeluk dia, saudara-saudaranya memeluknya.

Mereka yang selama ini tidak pernah menengok, yang selama ini dia bayangkan menyingkirkan dirinya, ternyata mereka menyambutnya.
 
Saat itulah, dia merasakan betapa Tuhan itu sungguh baik. “Romo, sejak saat itu saya sungguh-sungguh memulai hidup baru. Kalau romo melihat saya sekarang ini aktif dalam kegiatan Gereja, mau menjalankan apa pun, saya mau ninggalin kantor untuk tugas yang diberikan ke saya, sungguh bukan karena saya baik, romo. Tuhan  yang amat baik. Apa yang saya lakukan belum apa-apa, wah tidak ada seujung kuku dibandingkan kebaikan Tuhan kepada saya. Tuhan menyelamatkan saya dan memberi saya hidup baru.”

Kawan saya menutup kisahnya.
 
Tuhan memang luar biasa. KasihNya tak terselami oleh pikiran manusia. Dia tidak pernah memperhitungkan kejahatan manusia.

Satu hal yang Tuhan inginkan adalah keselamatan manusia.

Kasih Tuhan yang menyelamatkan digambarkan amat indah oleh Nabi Yehezkiel: “Aku akan mentahirkan kalian. Kalian akan Kuberi hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version