Home BERITA Sr. M. Yosepha SFS Alami Kelumpuhan, Nazarnya Kalau Sembuh Masuk Biara

Sr. M. Yosepha SFS Alami Kelumpuhan, Nazarnya Kalau Sembuh Masuk Biara

0
Sr. Maria Yosefa SFS sempat alami kelumpuhan sebelum bergabung masuk Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi atau SFS. (Mathias Hariyadi)

CITA-cita Sr. M. Yosepha SFS masuk biara tumbuh subur di dalam hatinya. Sejak ia masih duduk di kelas 3 SD.

Namun, kedua orangtuanya sangat berkeberatan. Lantaran ia merupakan satu-satunya anak perempuan dalam keluarga.

“Juga karena hanya saya sendiri yang berhasil masuk perguruan tinggi,” ujar Sr. M. Yosepha dalam Program Bincang-bincang Panjang bersama Titch TV di Biara Induk Kongregasi SFS di Sukabumi, Jabar, beberapa waktu lalu.

Sakit lumpuh, bernazar bila sembuh jadi masuk biara

Kisahnya masuk biara sungguh menarik. Setelah selesai kuliah di IPI (Institut Pastoral Indonesia) Malang, ia berkarier sebagai guru di Maumere.

Bahkan sudah mandiri pun, niatnya masuk biara selalu dihalangi oleh kedua orangtuanya.

Sekali waktu ia mengalami sakit serius. Lumpuh. Terjadi tidak lama setelah gempa dahsyat menguncang Maumere di Flores Timur beberapa tahun silam.

“Saat itulah, saya punya nazar kuat. Kalau Tuhan sembuhkan saya dari kelumpuhan ini, maka apa pun rintangannya saya akan tetap nekad masuk biara,” papar Sr. Yosepha SFS yang berasal dari Mataloko, Bajawa, Flores.

Akhirnya, Sr. Yosepha benar-benar masuk biara Kongregasi SFS di Sukabumi.

“Bahkan sampai bapak meninggal pun, almarhum belum memberi restu dan izin saya masuk biara. Maka ketika usai mengucapkan profesi kekal, saya mesti minta maaf kepada keluarga di atas mimbar,” paparnya tegar.

Tentang tantangan hidup membiara, Sr. M. Yosepha SFS dengan jelas mengatakan semua itu tergantung diri sendiri.

Tantangan mengatur diri sendiri

“Sumber tantangan hidup bakti sebagai religius itu justru diri sendiri,” tegas Sr. Yosepha SFS yang di tahun 2022 lalu merayakan pesta hidup membiara selama 25 tahun.

Ia mengaku senang dan bergembira mengampu tugasnya sebagai guru. Terutama karena peran pentingnya memberi kesaksian kepada para murid non kristiani tentang nilai-nilai baik.

Baca juga: Sr. Susana SFS (73), Menyelamatkan Kehidupan Baru di Kamar Bersalin

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version