Tidak Ada Hari Libur untuk Berbuat Baik

0
0 views
CB Ismulyadi memotivasi para murid kelas 3-6 SD Bentara Wacana Muntilan untuk bijak menggunakan HP untuk tujuan baik dan produktif. (Dok. CB Ismulyadi)

Puncta 27 Oktober 2025
Senin Biasa XXX
Lukas 13: 10-17

ADA enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada Hari Sabat,” kata kepala rumah ibadat untuk memprotes Yesus yang menyembuhkan perempuan yang bungkuk karena dirasuki roh jahat selama 18 tahun.

Hari Sabat bagi orang Yahudi adalah waktu sakral. Tetapi kesakralan Sabat diartikan terlalu berlebihan bagi mereka. Sehingga orang-orang tidak boleh melakukan suatu pekerjaan pada Hari Sabat.

Tidak bisa dibayangkan seandainya rumah sakit tutup pada Hari Sabat. Betapa susahnya orang kalau pada hari Sabat para dokter atau perawat harus libur untuk merawat dan menyembuhkan orang sakit. Mereka tidak boleh melakukan pekerjaan karena harus mentaati Hukum Taurat.

Yesus punya pandangan yang berbeda menyikapi aturan-aturan. Hari Sabat untuk manusia, bukan manusia untuk Hari Sabat. Aturan dibuat untuk kebaikan manusia, bukan untuk membelenggu dan mengikatnya.

Yesus berdebat dengan kepala rumah ibadat. Bahwa Hari Sabat dibuat untuk “melepaskan dan dilepaskan.” Hari Sabat dibuat untuk membebaskan, memerdekan bukan untuk membelenggu dan memperbudak.

Yesus melepaskan perempuan itu dari ikatan iblis dan memerdekannya. Dengan membebaskan dari kuasa jahat, Kerajaan Allah dinyatakan dan damai sejahtera dirasakan kepada orang yang tertindas, seperti yang dialami perempuan itu.

Kita justru sering menggunakan aturan-aturan untuk mempersulit orang. Maka ada adagium “kalau bisa dipersulit kenapa harus dipermudah.”

Mental seperti ini harus diubah demi pelayanan yang lebih baik. Kemudahan pelayanan adalah salah satu cara untuk menghadirkan damai dan kesejahteraan.

Berbuat baik tidak boleh dibatasi oleh waktu atau hari. Kapan pun kita bisa berbuat baik. Maka jangan sampai dihalang-halangi dengan aturan-aturan yang mengikat.

Mari kita menolong orang kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi aturan-aturan. Tak ada hari libur untuk berbuat baik.

Di alun-alun ada pesta pora,
Orang berjoget sambil minum fanta.
Berbuat baik tiada batasnya,
Kapan pun kita bisa melakukannya.

Wonogiri, terus berbuat baik
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here