MASA Adven merupakan saat penting dalam kehidupan orang Kristiani. Pada waktu itu, secara khusus mereka mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan. Untuk apa Tuhan datang? Itulah salah satu pertanyaan penting yang perlu direnungkan.
Tuhan datang dengan alasan dan tujuan yang dapat dilacak dalam sabda-Nya. Bacaan pertama (Yesaya 40:1-11) dan Injil (Matius 18:12-14) memberikan sebagian jawabannya.
Tuhan datang untuk menggembalakan umat-Nya. “Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.” (Yesaya 40:11).
Mengapa Tuhan melakukan hal itu?
Karena perhambaan umat-Nya sudah berakhir dan kesalahannya sudah diampuni (Yesaya 40:2). Sesungguhnya, hidup manusia itu singkat dan seakan-akan tidak berarti (Yesaya 40:6). Namun Tuhan mencintai mereka dengan cinta abadi (Yesaya 40:8).
Cinta Tuhan kepada manusia tampak jelas dalam pribadi Yesus. Semua yang Yesus katakan dan lakukan menunjukkan dengan sangat jelas cinta itu. Kerapkali orang salah memahami kasih Tuhan yang memang melampaui kemampuan akal budi manusia.
Misalnya, Tuhan meninggalkan sembilan puluh sembilan ekor domba-Nya untuk mencari satu yang hilang (tersesat). Tidak cukupkah memiliki sekian banyak domba? Fakta itu menegaskan pesan-pesan mendalam.
Pertama, bahwa setiap orang itu amat berharga bagi Tuhan. Dia mencintai semua orang, baik yang hidupnya suci maupun yang berdosa; yang menuruti sabda-Nya maupun yang menjauhi-Nya; baik yang berhasil maupun yang gagal.
Kedua, kasih Tuhan itu abadi. Dia tidak pernah berhenti mencari manusia berdosa yang hidupnya tersesat. Mereka yang sering berputus asa menghadapi dosa dan kelemahan dirinya perlu ingat bahwa Tuhan selalu siap menyambutnya ketika mereka kembali kepada-Nya. Bukankah untuk itulah Tuhan datang dalam diri Yesus?
Selasa, 12 Desember 2023
Alherwanta O.Carm