- Bacaan 1: Rm. 6:19-23
- Injil: Luk. 12:49-53
Jika membaca judul diatas, maka bisa jadi pembaca akan “mengernyitkan dahi”. Sebuah ekspresi wajah dimana alis beradu kiri dan kanan tanda ketidaksenangan, kaget atau bingung. Ya tentu, karena selama ini (terutama bagi orang Katolik) Yesus kita kenal sebagai “Raja Damai”.
Injil Lukas bab dua belas, berisi pengajaran kepada para murid tentang kesiapsiagaan, penghakiman serta kesetiaan. Sebuah pengajaran menuju puncak misi-Nya, karena saat itu Tuhan Yesus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem untuk menghadapi Kisah Sengsara-Nya.
Pengakuan Yesus sebagai “Anak Allah” dianggap merupakan penghujatan kepada Allah. Sehingga menimbulkan pertentangan di kalangan umat Yahudi. Ada yang mengimani bahwa Yesus benar Mesias Anak Allah, namun sebagian lain menolak. Inilah yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus ketika bersabda:
“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!_
Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.”
Tuhan Yesus berbicara tentang penghakiman dengan mengutus Roh Kudus (dilambangkan oleh “Api”) kepada dunia. Setiap orang “ditantang” untuk memilih, apakah menerima Dia atau menolak-Nya. Bahkan pertentangan itu bisa terjadi dari orang-orang terdekat termasuk keluarga sendiri.
Dengan menjadi Kristen, setiap orang dituntut pertobatan agar dimerdekakan dari dosa. Demikian Rasul Paulus memberikan peneguhan kepada Gereja di Roma.
“Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.”
Sebab upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Pertobatan akan membawa konsekuensi pertentangan dalam diri manusia, sebab ia lemah terhadap dosa. Seseorang punya kecenderungan untuk berbuat dosa. Maka sejak dibaptis, orang tersebut dituntut harus menyerahkan anggota-anggota tubuhnya menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.
Pesan hari ini
Pemuridan Kristen adalah sungguh berat sebab membawa konsekuensi pertentangan (konflik) termasuk dengan orang-orang di sekitarmu dan keluarga.
Kedamaian abadimu harus ditentukan melalui pertentangan jiwamu. Apakah menerima Yesus adalah Tuhan atau menolak-Nya.
“Orang yang paling bahagia adalah orang yang melupakan kejahatan orang lain terhadap dirinya dan melupakan kebaikan dirinya pada orang lain.”