Rabu, 10 Januari 2018.
Bacaan: : 1Sam 3:1-10.19-20; Mzm 40:2.5.7-8a.8b-9.10: Mrk 1:29-39
Renungan
DI Kapernaum, Tuhan Yesus “menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan.” Tuhan Yesus menjadi tenar dan dicari banyak orang di Kapernaum. Mereka mencari Yesus, sebagaimana diungkapkan oleh Simon “Semua orang mencari Engkau.”. Jika Tuhan Yesus mencari sukses dan berhasil, maka sukses itu sudah ada di depan mata. Orang akan berbondong ke Kapernaum dengan sendirinya. Namun dalam doa dan discernmenNya, Ia mendialogkan kembali tugas perutusan Bapa, sehingga Ia dapat mengatakan .”Marilah pergi ke tempat lain, ke kota-jkota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil karena untuk itu Aku telah datang.” Inilah yang dimaksudkan dengen kesetiaan akan misi dan sikap lepas bebas.
Demikian juga kita dalam pelayanan, bagi pelayan tertahbis maupun pelayan awam. Jika berpikiran pada kesuksesan dan ketenaran, maka misi Tuhan akan berubah menjadi misi “saya”. Dari seribu satu catatan dan pertimbangan yang tentunya rasional dan masuk akal kita sampaikan supaya kita mempertahankan seseorang dan kita memperhatankian diri kita untuk berkarya di tempat tertentu dan dalam posisi tertentu. Ada kalanya kita juga tidak puas dengan tugas perutusan dan posisi yang diberikan pemimpin kepada kita, sehingga kita “kreatif” membuat dan mengembangkan misi pribadi yang baru atau yang pernah tenar di tempat kita berkarya sebelumnya. Kita perlu merenung seperti Yesus, “Apa misi yang kita emban sebenarnya?” Mengapa kita kita berat meninggalkan “sukses” / misi kita? Kita, terutama pelayan tertahbis dan religius, perlu menjadi teladan bagi awam untuk setia pada misi tarekat-keuskupan dan bersikap lepas bebas. Kita, bagi pelayan-pelayan jemaat, diingkatkan bahwa yang kita kerjakan adalah misi Tuhan, misi gereja bukan misi kita atau kesuksesan kita pribadi. Jangan kita mengarahkan dan membawa misi Tuhan-misi gereja menjadi misi dan keinginan pribadi kita. Belajar lepas bebas untuk meninggalkan posisi dan bentuk pelayanan lama, siap menerima tugas dari paroki-komunitas dengan hati hamba, belajar mendukung para yunior yang masih belajar dalam pelayanan.
Sikap seperti ini hendaknya kita tanamkan secara dini dalam keluarga kita, termasuk jika ada anak-anak kita yang terpanggil seperti Samuel.
Kontemplasi
Gambarkan bagaimana Tuhan Yesus taat pada misi dan membangun sikap lepas bebas.
Refleksi
Apakah kesetiaan dalam Misi Tuhan dan sikap lepas bebas sudah kuhayati dalam hidup dan pelayanan yang dipercayakan kepadaku?
Doa
Ya Bapa, semoga aku semakin taat pada Tugas PerutusanMu dan membangun sikap lepas bebas. Amin.
Perutusan
Kembangkan sikap kesetiaan pada Misi Tuhan dan sikap lepas bebas dalam pelayanan anda
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)