Aswatama Nglandhak

0
0 views
Ilustrasi - Aswatama nglandhak. (Ist)

Puncta
22 Oktober 2025
Rabu Biasa XXIX
Lukas 12: 39-48

PERANG Baratayuda telah usai. Kemenangan ada di pihak Pandawa. Istana Astinapura telah diduduki Pandawa.

Keadaan untuk sementara tenang dan damai. Pada saat itu, Utari, istri Abimanyu melahirkan Parikesit yang dicalonkan menjadi raja di Astina.

Pandawa mengira Kurawa sudah habis. Ternyata masih ada yang hidup yaitu Aswatama, anak Pandita Dorna, Resi Krepa dan Kartamarma.

Mereka bersekutu ingin membalas dendam atas kematian para Kurawa. Kresna telah menasehati agar para Pandawa tetap hati-hati waspada dan berjaga-jaga.

Malam hari ketika semua terlelap tidur, Aswatama, Resi Krepa dan Kartamarma memasuki istana lewat terowongan bawah tanah.

Maka disebut Aswatama nglandhak karena mirip binatang landak yang membuat terowongan bawah tanah.

Semua terlelap karena kelelahan sehabis perang. Aswatama berhasil membunuh Pancawala, Trustajumena, Srikandi dan Banowati.

Namun ketika hendak membunuh Parikesit, pewaris tahta Astina, sang bayi terbangun dan menendang keris Pulanggeni mengenai dada Aswatama sehingga tewas. Parikesit selamat dari bahaya kematian.

Tuhan Yesus dengan perumpamaan menasehati para murid untuk waspada dan selalu berjaga-jaga.

“Ingatlah ini. Seandainya tuan rumah tahu jam berapa pencuri akan datang, ia akan menjaga supaya pencuri tidak masuk ke dalam rumahnya. Sebab itu kalian juga harus bersiap-siap, karena Anak Manusia akan datang pada saat yang tidak kalian sangka-sangka.”

Kedatangan Anak Manusia tidak dapat diperkirakan seperti pencuri yang datang tidak disangka-sangka pada waktu malam. Maka kita diajak untuk selalu berjaga-jaga. Layaknya kematian yang tidak bisa diprediksi, kita harus siap dan berjaga.

Cara berjaga adalah seperti hamba yang selalu berbuat baik, menjalankan tugasnya. Ia tidak lengah dan bertindak semaunya saja, tetapi siap siaga kapan pun tuannya akan pulang ke rumah.

Mari kita terus berjaga-jaga. Jangan terlena oleh godaan-godaan dunia.

Enaknya minum kelapa muda,
Hawanya panas bikin dahaga.
Kematian datangnya tiba-tiba,
Kita harus selalu siap berjaga-jaga.

Wonogiri, terus berjaga-jaga
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here