DI tengah kebisingan suara deru sepeda motor dan mobil, keberadaan Taman Doa Gua Santa Maria Lourdes di Kupang menjadi sebuah oase rohani. Terletak di ujung jalan sebuah gang bernama Jl. Gua Lourdes dan di pojokan jalan raya, maka kebisingan sudah jadi keniscayaan di sini.
Namun, bising tak mengurangi niat untuk sedikit berkesempatan mereguk oase rohani di tengah wilayah perkotaan Kupang.
Saat itu sudah sore hari. Matahari sudah mulai condong ke barat. Hanya sedikit pendaran sinar matahari tersisa di kompleks taman doa ini.
Sementara, lampu-lampu listrik sudah menyala, sedikit menerangi sebuah lorong kecil dari bawah menuju “bukit kecil” di mana Gua Santa Maria Lourdes bertengger di ketinggian.
Ada sejumlah OMK terlihat ndekut berdoa di pelataran depan bawah gua. Sementara yang lain berjalan sedikit “mendaki” mencapai depan gua.
Dari ketinggian Gua Maria Lourdes ini, kita bisa melihat sedikit “wajah” Kota Kupang jelang malam hari. Sementara di bagian bawah gua, ada hamparan taman penuh dengan pepohonan.
Salib di puncak
Ada tangga menuju puncak Golgota. Terbuat dari bahan plat besi, tangga itu menuju puncak di mana sebuah salib besar “ditancapkan” di atas lahan cor beton. Dari sini, menjadi semakin tampak jelas bagaimana arus lalu lintas yang ada di jalan raya di bawahnya.
Mesti harus ekstra hati-hati kalau berjalan menuju Puncak Golgota ini, karena tangga-tangga itu pijakannya sempit dan sudah pasti akan menjadi sangat licin di musim hujan.
Tapi jangan takut, karena ada pegangan tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh saat mendaki dan menuruni puncak ini.
Titch TV melakukan ziarah rohani di sebuah pusat oase dalam Kota Kupang ini pada hari Jumat, selepas bersama Sr. Benedikta SJMJ kami mengikuti prosesi Jalan Salib di Gereja Santo Joseph Paroki Naikoten Kupang.
Di tengah suasana hawa super panas di seluruh kawasan Kupang, NTT, sedikit merasakan oase rohani di Taman Doa Santa Maria Lourdes bisa menjadi hiburan rohani sendiri.
Terimakasih Kupang, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).