Sabda Tuhan hari ini (Hosea 6:1-6 dan Lukas 18: 9-14) berbicara tentang tindakan keagamaan dan belas kasihan Tuhan. Bukan kegiatan agama seseorang yang diperlukan, melainkan belas kasihan (Hosea 6:6).
Pada awal masa prapaskah (Rabu Abu) kita merenungkan tentang tiga tindakan religius yang penting (beramal, berdoa, dan berpuasa). Injil hari ini juga berbicara tentang hal itu (Lukas 18: 12).
Memenuhi tiga kewajiban keagamaan itu penting. Tetapi, belum tentu berkenan kepada Tuhan. Itulah yang tampak dalam diri orang Farisi yang masuk ke rumah Tuhan dan berdoa. Dia menyombongkan hidup keagamaan sambil meremehkan orang lain.
Sikap sombongnya itu menghapus semua nilai mulia tindakan agamanya. Sebaliknya, pemungut cukai itu menyadari bahwa di hadapan Tuhan dia tidak mempunyai apa pun yang patut dibanggakannya.
Dia melihat dirinya yang tidak pantas berada dekat dengan Tuhan. Karena itu, dia berdiri jauh-jauh, menunduk, dan memukul dadanya sambil berdoa, “Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa ini.” (Lukas 18: 13).
Menunjuk pada pemungut cukai itu, Yesus bersabda, “Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Lukas 18: 14)
Masa prapaskah ini mengajak orang untuk melihat dirinya sebagai pendosa. Dosa tidak dapat dihapus dengan tindakan saleh seperti karya amal, berdoa, dan berpuasa. Hanya belas kasihan Tuhan yang dapat menghapusnya.
Sebagai orang berdosa, marilah memohon belas kasihan Tuhan.
Sabtu, 18 Maret 2023