DARI perspektif layanan kesehatan secara profesional, tugas dokter tidak hanya mengobati pasien. Lebih dari itu, tugas dokter lainnya juga melakukan kegiatan promotif dan preventif terhadap pasien agar tidak terkena penyakit.
“Kegiatan promotif dan preventif itu juga menjadi tugas utama kami sebagai dokter,” papar Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unika Atma Jaya Jakarta: Dr. dr. Felicia Kurniawan M.Kes menjawab Sesawi.Net.
Doorstop interpiu terjadi usai gelaran talkshow bertema “Siapkah Jadi Lansia? Masih Tetap Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif” di Kampus FKIK Pluit, Jakarta Utara, Kamis 26 September 2024 pekan silam.
Edukasi kesehatan kepada masyarakat
Tentu saja kalau sudah sakit, lanjut Dr. dr. Felicia Kurniawan M.Kes, maka tindakan dokter selanjutnya adalah menyembuhkan pasien dari sakitnya dan sebaiknya kita cegah lagi agar jangan sakit berulang lagi.
“Seminar tentang merancang masa depan lansia tadi adalah merupakan salah satu cara FKIK Unika Atma Jaya untuk melakukan tindakan promotif agar di masa usia lanjut nanti kita semua masih tetap sehat, mandiri, aktif dan produktif.
Kegiatan promotif itu antara lain adalah melakukan edukasi publik agar segenap audiens pendengar dan peserta talkshow ini bisa mengikuti apa yang disarankan oleh empat orang dokter yang menjadi narsum tadi,” papar Dr. dr. Felicia Kurniawan M.Kes.
Tingkatkan kondisi kesehatan kaum lansia
Harapannya jelas, kata Dr. dr. Felicia Kurniawan M.Kes, agar kondisi kesehatan kaum lansia semakin bisa ditingkatkan lagi daripada kondisi yang sekarang ini mereka alami.
“Dengan menjadi lebih sehat, maka itu berarti kondisi lebih baik lagi secara preventif untuk tidak terkena serangan penyakit,” tandasnya menjawab Sesawi.Net di penggalan akhir sebelum perayaan ekaristi devosional terhadap relikui Santo Cosmas dan Damianus.
Dalam kapasitasnya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unika Atmajaya Jakarta, Dr. dr. Felicia Kurniawan MKes sangat mendukung gerakan pemberdayaan kaum lansia yang kini dilakukan oleh Yayasan Senior Efata Indonesia (YSEI).
“Sekedar informasi saja, kami di FKIK punya perhatian besar terhadap isu-isu dan aneka problematika berkaitan dengan kaum lansia. Boleh dikatakan, kami punya keunggulan dalam mengelola ilmu sekaligus perhatian terhadap upaya peningkatan kondisi kesehatan kaum lansia,” tandasnya.
Kepada Sesawi.Net, dr. Kevin Christian yang menjadi panitia talkshow mengungkapkan, ia juga tengah mendalami hal-ikhwal penyakit alzheimer yang sering kali menimpa kaum lansia. “Dalam waktu dekat ini, saya harus pergi ke China untuk menghadiri konferensi alzheimer,” paparnya.
Sepenggal catatan sejarah YSEI
Usai gelaran talkshow, Lidwina Maya Prajogo dari Yayasan Efata Senior Indonesia (YSEI) menyebut beberapa penggalan catatan sejarah YSEI.
Justru karena merupakan salah satu pendiri lembaga nirlaba dan kini menjadi tokoh yang ingin melanjutkan karya mulia ini, Maya menyebut beberapa pokok catatan sejarah berikut ini.
Sebagai inisiator utama berdirinya YSEI di tahun 2006, ayahnya Joseph Handoko Prajogo mengajak Drs. Cosmas Batubara sebagai pembina di struktur jajaran YSEI.
Cosmas Batubara sangat mendukung visi dan misi YSEI, karena menurut dia waktu itu, gerakan pemberdayaan kaum lansia yang digagas YSEI itu bisa goes international.
“Salah satu gagasan Pak Cosmas Batubara waktu itu kepada jajaran YSEI adalah mengajak kami dan Prof. Tribudi dari Universitas Indonesia dan sejumlah dokter dan perawat dari Universitas Respati Indonesia (Urindo) mengikuti konferensi internasional tentang active ageing di Fukuoka, Jepang,” papar Lidwina Maya Prajogo menjawab Sesawi.Net di lokasi gelaran talkshow. (Selesai)