Kisah Nyata Keajaiban Rosario: Demamku Langsung Lenyap (4)

0
32 views
Ilustrasi: Jembatan Ampera dilihat dari sisi waterfront Sungai Musi Palembang. (Mathias Hariyadi)

JELANG akhir tahun 1974 itu juga sekitar bulan-bulan  Oktober waktu itu, tiba-tiba Bu Kepala Sekolah memanggilku ke ruangannya. Lalu disodorkannya amplop coklat besar berisi soal-soal. Dikirim dari SMA Xaverius 1, Palembang. Terbagi dua bagian besar: Bahasa (Indonesia & Inggris) serta Ilmu Pasti (Fisika, Biologi dan Aljabar).

Selesai mengerjakannya, bundel soal-soal itu langsung dikirim kembali ke Palembang.

Saat pengumuman kelulusan SMP jelang liburan Natal 1974, saya dipanggil lagi oleh Bu Kepala Sekolah. Di situ dia mengatakan bahwa saya diterima masuk Seminari Menengah St. Paulus Palembang.

Satu pertanyaan menarik dari beliau yang masih kuingat betul: “Kenapa kamu memilih Palembang?”

“Kalau cuma ke Mertoyudan, apalagi Bogor, saya bisa kabur pulang setiap bulan, Bu,” jawabku spontan.

Ibu Kepala Sekolah sontak meledak tawanya. Beliau mafhum betul, saya murid yang tergolong bengal.

Nah, singkat cerita, akhir tahun Kelas Gramatika (1975) kami para seminaris liburan bersama ke Cintamanis di Delta Upang. Naik perahu klotok yang kecepatannya “kole-kole arumbae” alias nggremet. Berangkat dari Pasar 16 Ilir, di kolong Jembatan Ampera.

Sesampai tujuan, malam harinya aku terserang demam tinggi. Mungkin karena sepanjang hari, pagi hingga maghrib, kena angin sepanjang pelayaran di Sungai Musi.

Mugianto, Kirman, Gianto, Parman, Nasib, Ramijo, Basuki, Mursito, Sakim dan Ratno, kawan-kawan sekelasku, jadi ikut cemas. Pak Samudra dan Romo Darso SCJ -praefek kami kala itu dan kini Uskup Emeritus Keuskupan Agung Palembang) datang menjenguk.

Sehabis makan malam, Ratno (kini sudah imam) memberiku segelas air putih. Mugianto -seperti biasa- cengengesan saja.

Lalu kumasukkan Rosario pemberian ibuku ke dalam air putih itu dan kuminum. Seraya komat-kamit mengucap doa, tentunya.

Ajaib, esok paginya demamku minggat total. Aku sehat kembali, sehingga bisa mengikuti seluruh kegiatan di daerah transmigrasi Cintamanis itu.

Eling B’Ning

Baca juga: Kisah nyata keajaiban Rosario, merayapi beling (3)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here