Home BERITA Memilih yang Benar

Memilih yang Benar

0
Ilustrasi -- Pilih by CGTN

Selasa, 7 Mei 2024

Kis. 16:22-34;
Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8;
Yoh. 16:5-11

DALAM hidup, kita kerap kali memiliki pilihan yang tak selalu menyenangkan. Pasalnya, semua pilihan pasti memiliki efek samping atau risiko yang perlu dihadapi di masa depan.

Namun, seringkali pilihan harus diambil dengan konsekuensi yang akan terjadi. Makin bertambahnya usia, kita akan terus dituntut untuk menentukan pilihan dengan risiko atau konsekuensi yang lebih besar.

Konsekuensi tersebut akan membentuk jalan hidup kita sehari-hari. Itulah mengapa, kita perlu memikirkan dengan matang, pilihan-pilihan hidup yang akan diambil beserta konsekuensinya.

Menentukan pilihan yang terbaik tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan masak-masak sebelum menentukan pilihan akhir.

“Penyesalan selalu datang kemudian,” kata seorang bapak. “Jika saja saya tidak tergiur dengan penampilan dan kemilau kekayaan mungkin rumah tanggaku tidak dalam permasalahan seperti ini.

“Saya salah langkah dengan menjual aset sawah dan kebun warisan orangtuaku untuk berbisnis. Waktu itu, saya hanya dengar isteriku yang ingin hidup lebih baik. Namun pertimbangan isteriku sebenarnya yang menyesatkanku.

Banyak orang yang bekerja keras supaya bisa menabung dan akhirnya bisa beli rumah, tanah. Sedangkan kami malah menjual tanah dan rumah untuk modal usaha. Setelah setahun berjalan usaha saya bangkrut, hilanglah tanah dan rumah hingga kami harus tinggal di kontrakan. Membuat keputusan yang tidak diwarnai kejernihan hati dan dalam bimbingan Roh Kudus, adalah sebuah kesalahan yang besar,” jelas bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian, ”Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”

Yesus menunjukkan contoh yang baik bagaimana memilih yang terbaik. Pilihan terbaik yang Yesus lakukan adalah pergi kepada Bapa.

Karena Bapa yang telah mengutus Yesus, maka kepada Bapa pula, Yesus akan kembali. Yesus pergi kepada Bapa untuk menegaskan “Aku dan Bapa adalah satu” dan lebih dari itu Yesus membawa misi yang mulia yakni agar dapat mengutus Roh Penghibur kepada para murid dan dunia.

Roh Penghibur ini akan menginsafkankan manusia akan dosa dan kembali kepada jalan kebenaran Allah dan kebenaran Sabda Yesus.

Semoga oleh Roh Kebenaran kita semua bertobat terhadap dosa dan siap sedia mengikuti kebenaran dan tuntunan Allah

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku telah memilih bagian kehidupan yang paling sesuai dengan kehendak Tuhan?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version