Pas, Kah?

0
163 views
Mematut diri, by Mountain Dreams

SELALU mengambil beberapa potong kemeja atau celana atau blous untuk dibawa ke bilik. Biasanya di tempat khusus di toko atau tempat pajang fashion. Tak hanya satu ukiran.

Menutup korden atau pintu, pakaian yang dipakai, pasti lama, dilepas. Digantung di gantungan. Pakaian baru dicoba satu per satu.

“Ah, ini kekecilan. Duh, badanku kok melar seperti ini,” gerutuku dalam batin. Badanku melar ke segala penjuru. Seolah tak muat bila kubalut tubuhku dengan semua kain.

Kuambil pakaian yang lain. “Ini. Semoga cocok. Duh, kok terlalu longgar? Makin kurus badanku,” gumamku dalam tenang mutlak.

Yah, semuanya harus menjadi kecil. Hanya satu yang terbesar di antara semua.

“Ini. Yang terakhir.” Segera kuputar badanku di muka cermin.

“Pas, kah?” terdengar sangat lirih.

Aku ragu menjawab.

Ia pun mengulang tanya, “Pas, kah?”

Untuk-Nya selalu Paskah.

30.03.2024. bm-1982. ac eko wahyono. pax paschalis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here