Sahabat pelita hati,
HARI ini Gereja merayakan kelahiran Yohanes Pembaptis yang menyertakan peristiwa iman yang istimewa. Elisabeth yang sudah berusia lanjut dan dinyatakan mandul itu ternyata melahirkan Yohanes.
Inilah sebentuk karya belas kasih Allah.
Nama Yohanes itu sendiri berarti Allah berbelas kasih. Kita harus percaya bahwa karya belas kasih Allah tidak hanya terjadi di masa lampau tetapi juga terjadi di masa kini. Karya mujizat Allah pun bukan cerita masa lampau tetapi juga tetap berlangsung di saat ini.
Sahabat terkasih,
Kelahiran Yohanes yang istimewa seakan menjadi antisipasi akan pribadinya yang istimewa. Ia hidup mengembara, pakaiannya kulit binatang dan makanannya madu hutan. Ia yang digambarkan sebagai orang yang berperawakan kasar dan keras tutur katanya ternyata memiliki hati yang lembut dan rendah hati.
Ketika orang menanyakan apakah dirinya Mesias, dengan jujur dan rendah hati ia tak berusaha memanfaatkan kesempatan itu, bahkan ia menyatakan membungkuk untuk membuka tali kasut-Nya pun tidak layak.
Ia mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Sebagai seorang nabi, ia menjalankan fungsi kenabiannya dengan tegas dan lugas, menegur yang salah dan meluruskan yang bengkok.
Tegurannya kepada Herodes akhirnya membawanya kepada kematian keji, kepalanya dipenggal. Inilah sebentuk kesaksian hidup Yohanes yang tetap teguh berjalan di jalur yang benar. Tak takut tantangan dan kesulitan demi membela yang benar.
Semoga kita mampu meneladan keteguhan hati Yohanes Pembaptis dalam hidup sehari-hari sambil percaya bahwa belas kasih-Nya selalu melimpah kepada kita. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Menatap langit melihat awan awan putih tampak indah nian. Sungguh nyatalah belas kasih Tuhan, menyertai tiap orang yang sungguh beriman.
Inilah kisah Yohanes Pemandi, terlahir dari Elisabeth isteri Zakaria. Akan menjadi apakah anak ini nanti Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yes. 49:1-6
Kis. 13:22-26
Lukas 1:57-66.80
Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.”
Kata mereka kepadanya: “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.”
Dan mereka pun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea.
Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel. (Luk 1:57-66.80)
Selamat Pagi Rm Istata. Terima kasih renungan pagi ini. Sangat inspiratif.
Pertanyaan informatif, di bagian penutup
“… Elisabeth ‘suami’ Zakaria”
Maksudnya itu Elisabeth istri Zakaria ya?
Hehe, iseng saja Romo, biar ada pertanyaan. Salam dari Manila