Tarian Mak Dul Awali BKSN 2021 Seminari Tinggi San Giovanni XXIII Malang

0
379 views
Tarian Mak Dul oleh Fr Ageng awali prosesi BKSN 2021 di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang. (Fr. Ricky Setiawan Pabayo).

GEREJA Katolik sudah memasuki Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2021. Secara serentak, umat mulai memikirkan banyak hal. Mengisi hari-harinya dengan berbagai kegiata berkenaan dengan Kitab Suci.

Umat merancang berbagai macam perlombaan yang berkaitan dengan Kitab Suci seperti lomba baca Mazmur, lomba lektor, lomba berkotbah dan lain sebagainya.

Hal ini menjadi gambaran umum kegiatan-kegiatan yang lazimnya dilakukan di setiap paroki. Untuk menghidupkan kegiatan-kegiatan di BKSN 2021 ini.

Yang menjadi tantangan kali ini adalah bagaimana melaksanakan kegiatan-kegiatan BKSN 2021 di tengah-tengah situasi pandemi yang masih melanda bumi pertiwi kita.

Tentunya, cara-cara baru mulai dipikirkan. Agar kegiatan-kegiatan yang umumnya dilakukan secara luring dapat terlaksana. meskipun kini harus dilaksanakan daring.

Maka tentu saja tema yang diangkat untuk menanggapi relevansi zaman ini perlu dikuakkan ke permukaan. Tidak hanya menjadi tonggak kegiatan semata.

Tetapi pencerahan hati, pikiran, dan budi untuk menanggapi pandemi ini sebagai langkah awal untuk menemukan cara baru dalam pelayanan.

Sahahat seperjalanan

Tema “Yesus Sahabat Seperjalanan Kita” menjadi cahaya terang dalam menanggapi krisis di zaman ini. Kita mempunyai sosok yang sangat bisa diandalkan, yakni Yesus.

  • Yesus adalah sahabat seperjalanan kita. Ia senantiasa menemani, menguatkan, dan membimbing kita. Manakala hidup kita berhadapan dengan jalan terjal, badai dahsyat, maupun padang gurun yang tandus.
  • Yesus adalah sahabat bagi kita serta bagi setiap orang yang putus asa, kehilangan, menderita, dan bertobat (Lembaga Biblika Indonesia: 2021, 8).

Maka dari itu, tema ini sangat relevan bagi kita semua karena didasari pada tanggapan masyarakat yang dirundung ketakutan, kecemasan, kewaspadaan, dan rasa saling curiga.

Di tengah-tengah kekacauan ini, Tuhan Yesus ingin hadir dan menjadi teman seperjalanan yang telah lebih dahulu melalui penderitaan.

Tarian Mak Dul awali prosesi BKSN 2021

Berkenaan dengan BKSN 2021, komunitas Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang melaksanakan misa pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional pada hari Minggu Biasa XXIII. Upacara Ekaristi tersebut dimulai pada pukul 06.30, diawali dengan ofisi pagi.

Misa Pembukaan BKSN 2021 di Seminari Tinggi Interdiosesan Malang.

Setelah ofisi pagi, berlangsung perarakan dari pintu depan kapel dan diiringi oleh Tarian Mak Dul yang dibawakan oleh Frater Ageng.

Tarian Mak Dul ini, sebagaimana dijelaskan oleh Frater Charles di atas mimbar, berkaitan dengan moral dalam masyarakat.

Dikisahkan bahwa ada seorang nenek bernama Mak Dul yang peduli dengan moralitas gadis-gadis di desanya.

Sebagaimana tarian khas Probolinggo, gerakan Tarian Mak Dul identik dengan tarian Jarang Godek.

Makna tarian ini selaras dengan maksud dari Kitab Suci yakni sebagai simbol kehidupan nilai moralitas, terdapat ajaran dan nasihat yang bijak dalam hidup.

Selain itensi untuk BKSN, perayaan ekaristi juga mendoakan hari ulang tahun Uskup Agung Samarinda, Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF.

Sosok Yesus

Dalam homili, Romo Dunatus Dole mengungkapkan bahwa Kitab Suci menggambarkan Tuhan yang adil dalam tugas dan pelayanan. Permenungan yang dapat diambil dari kata “Efata” yang berarti terbukalah, mau mengatakan bahwa kita harus terbuka pada sabda Allah.

Jika dibaca lebih teliti, orang banyak yang mengikuti Yesus pasti memiliki harapan. Salah satunya adalah membawa orang yang bisu dan tuli untuk disembuhkan.

Tetapi Yesus tidak serta merta langsung menyembuhkan orang itu. Ia memisahkan orang bisu dan tuli ini dari orang banyak.

Pentahtaan Kitab Suci di mimbar.

Saat itu juga, Tuhan Yesus menarik nafas. Nafas berasal dari kata nefes yang berarti Roh, kemudian memberinya hidup.

Romo Don melanjutkan, ”Dari kata Efata ini, si bisu menjadi hidup kembali”.

Berkenaan dengan itu, refleksi terhadap kata Efata ini tidak hanya berangkat dari diri sendiri.

Contohnya si Samuel kecil yang dipanggil oleh Allah. Ia tidak langsung menjawab. tetapi menceritakan kepada Imam Eli.

Samuel kecil menyelidiki secara perlahan-lahan suara Tuhan itu hingga ia berani menjawab-Nya, ”Bersabdalah Tuhan, hamba-Mu ini mendengarkan.”(bdk.1 Samuel 3:9).

Menanggapi Kitab Suci yang digambarkan oleh Romo Donatus Dole juga dapat direfleksikan melalui kisah dua orang murid di Emaus. Yesus bertanya tentang apa yang mereka percakapkan.

Pikiran mereka ini dibutakan oleh masa lalu yang kelam di mana Tuhan Yesus yang mereka banggakan telah mati di kayu salib.

Ini membuat pikiran mereka tertutup. Pada prosesnya, Yesus kemudian membuka pikiran mereka sehingga mereka memahami isi Kitab Suci. Ketika pada suatu perjamuan malam, mereka bersantap bersama.

Saat Tuhan memecah roti dan membagi-bagikannya kepada mereka, akhirnya mereka mengenal Yesus.

Romo Donatus Dole Pr.

Di manakah Tuhan?

Pandemi Covid-19 ini membuat orang bertanya-tanya, ”Di manakah Tuhan?”

Maka tema BKSN tahun ini, Yesus menjadi sahabat seperjalanan kita, meskipun terkadang kita tidak menyadarinya.

Dalam kecemasan itu, kita tidak menyebut nama Tuhan, kita tidak mendengarkan Tuhan.

Selanjutnya, Romo Don memberi ilustrasi, ”Fokuslah pada altar, mimbar sabda dan tahta Kitab Suci, beginilah posisi semua itu di dalam Gereja Katolik”.

Romo Franciscus Gabriel Aryodiwarno membagikan komuni kepada para frater.

Permenungannya adalah pada sabda yang mengantarkan kita pada Ekaristi. Hidup terpenuhi oleh sabda dan Tubuh Darah Kristus.

Dalam penutup homili, Romo Donatus Dole melemparkan pertanyaan refleksi pada kita semua, ”Maukah kita ikut berjalan dengan Tuhan?”

Semoga di Bulan Kitab Suci Nasional ini kita semakin mendekatkan diri kita untuk berjalan bersama Tuhan dengan mendengarkan dan merenungkan sabda-Nya secara teliti dan perlahan-lahan seperti Samuel Kecil.

Atau memahami isi Kitab Suci dengan terang ilahi sebagaimana Kristus menerangi dua murid di Emaus sehingga mereka mengerti maksud dan isi Kitab Suci.

Pandemi covid boleh mengubah berbagai tatanan hidup yang ada di sekeliling kita, tetapi Yesus, sahabat seperjalanan kita takkan berhenti menyertai kita hingga pandemi ini berakhir. Selamat memasuki Bulan Kitab Suci Nasional 2021.

Kredit foto: Fr. Ricky Setiawan Pabayo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here