UKM KMK UnMul Samarinda: Kaum Muda, Jadilah Agen Perubahan

0
9 views
Para peserta kegiatan Catholic Youth Forum 2025 dan para nara sumber acara. (Panitia)

UNIT Kegiatan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Katolik (UKM KMK) Universitas Mulawarman (UnMul) sukses menyelenggarakan Catholic Youth Forum 2025 secara hybrid. Digelar secara yakni luring di UnMul Hub dan melalui daring melalui zoom.

Acara ini mengusung tema Generasi Muda sebagai Agent of Change untuk Menjadi Garam dan Terang”, dengan tujuan menginspirasi kaum muda agar berperan aktif sebagai agen perubahan dalam masyarakat.

Para narasumber antara lain Romo Sigit Pranoto SCJ, Muliawan Margadana, dan lainnya. (Panitia)

Acara ini turut dihadiri:

  • Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi: Dr. Ir. Nataniel Degen, S.Si., M.Si.
  • Dosen Pembina: Prof. Dr. Ir. Bernatal Saragih, S.P., M.Si., IPU.
  • Pastor Andreas Wihargiyanto SCJ selaku pastor pembina UKM KMK UnMul.
  • Forum ini juga diikuti oleh mahasiswa dan Orang Muda Katolik dari seluruh Indonesia; bahkan hingga Tiongkok.

Tiga pembicara, satu semangat: menjadi garam dan terang

Seminar ini menghadirkan tiga pembicara inspiratif, yaitu:

  • Muliawan Margadana – Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN).
  • Pastor Stepanus Sigit Pranoto SCJ – Dosen Universitas Katolik Musi Charitas Palembang,
  • Wandi Murti – Konten kreator Katolik dengan akun @suka_sembahyang.
Bersama narasumber Ketua LP3KN: Muliawan Margadana. (Panitia Catholic Youth Forum 2025)

Menjadi awam yang relevan dan signifikan

Materi pertama dibawakan oleh Muliawan Margadana, seorang aktivis yang memiliki dedikasi tinggi dalam membina generasi muda. Ia menekankan pentingnya generasi muda punya tujuan hidup yang tidak semata-mata berorientasi pada ekonomi, tetapi juga membentuk profil dan identitas diri.

Dalam pemaparannya, ia menegaskan bahwa dunia kerja tidak hanya mencari lulusan dengan IPK tinggi, tetapi juga mereka yang mampu menyelesaikan masalah secara kreatif – kemampuan yang diasah lewat kegiatan ekstrakurikuler dan kepanitiaan.

Berbekal pengalaman sebagai aktivis hingga menjadi Ketua LP3KN, Muliawan mengajak kaum muda untuk berani mengambil langkah menjadi pemimpin yang berdedikasi, dan menjadi agen perubahan, baik secara sosial maupun spiritual.

Bersama narasumber seorang kreator konten: Wandi Murti. (Panitia)
Dosen Unika Musi Charitas Palembang Romo Stepanus Sigit Pranoto SCJ. (Panitia)

Gereja dan identitas OMK di tengah arus digital

Materi kedua disampaikan oleh Pastor Stepanus Sigit Pranoto SCJ. Ia menjelaskan bagaimana Gereja dapat menjadi tempat bagi Orang Muda Katolik (OMK) untuk bertumbuh dan menjadi garam serta terang dunia. Dalam refleksinya, Pastor Sigit SCJ mengajak generasi muda untuk:

  1. Menjadikan Gereja sebagai rumah.
  2. Menjadikan Gereja sebagai kompas hidup.
  3. Menjadikan Gereja sebagai tempat menyebarkan kebaikan dan terang.

Pastor Sigit juga menyoroti tantangan kaum muda di era digital; terutama krisis identitas akibat overload culture di media sosial. Ia mengingatkan bahwa paparan informasi yang berlebihan dapat membuat orang muda merasa terombang-ambing dan rendah diri.

Oleh karena itu, anak muda Katolik ditantang untuk menggunakan media sosial secara bijak, menjadikannya sebagai sarana pewartaan iman yang membebaskan dan membangun.

Bersama narasumber lainnya: Wandi Murti, anggota panitia, dan Pastor Pembina UKM KMK Universitas Mulawarman Samarinda: Romo Andreas Wihargiyanto SCJ. (Panitia)

Menyentuh jiwa lewat media digital

Sesi terakhir diisi oleh Wandi Murti, konten kreator populer di kalangan OMK dengan akun media sosial @suka_sembahyang. Ia menjadi salah satu pembicara yang paling dinanti karena kontennya yang relevan dan menghibur, menyentuh realitas hidup iman anak muda zaman sekarang.

Dalam sesi ini, Wandi berbagi kisah perjalanannya sebagai kreator konten Katolik.

Wandi Murti, seorang kreator konten. (Panitia)

Ia menjelaskan bahwa media sosial memiliki potensi besar untuk menyebarkan pesan positif dan memperkuat semangat iman generasi muda. Dengan gaya komunikasinya yang santai, Wandi mengajak peserta untuk tidak takut bersuara, berkarya, dan menjadi terang lewat media digital.

Forum inspiratif yang menggerakkan

Catholic Youth Forum 2025 tidak hanya menjadi ajang seminar, tetapi juga ruang interaktif yang mempertemukan ide, refleksi, dan semangat perubahan. Melalui sesi tanya-jawab yang hidup, peserta diajak merenungkan peran mereka masing-masing dalam menciptakan perubahan nyata di masyarakat.

Dengan semangat yang menggebu-gebu, forum ini diharapkan menjadi momentum penting bagi generasi muda Katolik untuk bangkit dan mengambil peran strategis dalam kehidupan sosial maupun gerejawi.

Para peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga dorongan untuk bertindak sebagai agent of change – pembawa garam dan terang di tengah dunia.

Para peserta Catholic Youth Forum 2025 di Samarinda. (Panitia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here