Selalu Siap Siaga

0
39 views
Pelita yang menyala
  • Bacaan 1: Rm. 5:12,15b,17-19, 20b-21
  • Injil: Luk. 12:35-38

“Siap siaga” artinya selalu waspada, punya persiapan dan siap menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi. Hal ini berlaku untuk masalah apa saja dalam hidup termasuk dalam iman.

Dalam iman, “siap siaga” mencerminkan kewaspadaan rohani serta kesiapan dalam menjalani hidup berdasarkan terang kasih karunia-Nya. Waspada terhadap pencobaan yang terus mengintai.

Dalam surat Roma, Rasul Paulus mengatakan bahwa setiap manusia itu berdosa. Karena dosa telah masuk dan diwariskan secara turun temurun oleh Adam, manusia pertama itu. Dampaknya hingga hari ini masih ada, selama orang tersebut belum di baptis.

Sebab, Sakramen Pembaptisan menghapuskan “dosa asal” yang diwariskan Adam tersebut. Dengan pembaptisan, kita menjadi bagian dari “keluarga Allah”. Dosa asal dan dosa pribadi telah ditebus dan dihapuskan oleh Kepala Gereja, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus melalui wafat-Nya di kayu salib serta Kebangkitan-Nya. Sehingga sebagai “keluarga Allah” kita menjadi “ahli waris” kasih karunia-Nya yang melimpah.

Namun manusia harus tetap waspada dan siap siaga terhadap ancaman dosa pribadi. Iblis tidak pernah berhenti menggoda manusia agar jatuh dalam dosa. Maka Tuhan Yesus mengingatkan kepada para pengikut-Nya:

“Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.”

“Pinggang kencang” dan “pelita menyala” melambangkan kesiapan penuh. Siap secara rohani menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali (Parousia).

Pada zaman itu, istilah “pinggang dikencangkan” berarti siap bekerja dan tidak malas. Sementara “pelita yang menyala” menandakan iman yang menyala (hidup), kesadaran dan kesiapan apa yang harus dikerjakan untuk menghidup iman.

Sehingga secara rohani, bisa dimaknai hidup dalam kesiapan dan kewaspadaan terus-menerus, hidup dalam kasih karunia Kristus. Sebab dengan cara demikian kita siap menghadapi akhir zaman, saat Tuhan Yesus datang.

Pesan hari ini

Selalu siap siaga dalam rohani berarti waspada terhadap ancaman dosa dan hidup dalam kasih karunia Kristus. Siap melayani-Nya dan mewartakan injil, serta siap menghadapi penghakiman akhir zaman, karena kita tidak tahu kapan itu terjadi.

“Kadang seseorang gagal bukan karena tidak memiliki potensi, namun karena kurangnya persiapan.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here