Allah Mendengar Seruan Umat-Nya

0
8 views

Sabtu, 15 November 2025

Keb. 18:14-16,19:6-9
Mzm. 105:2-3,36-37,42-43
Lukas 18:1-8

ADA kekuatan besar yang tersembunyi di balik kegigihan.

Kegigihan bukan sekadar soal bekerja keras atau berusaha tanpa henti, melainkan sikap hati yang percaya bahwa Tuhan sedang berkarya melalui setiap langkah kecil yang kita ambil.

Kegigihan adalah wujud iman yang hidup, iman yang tidak menyerah ketika hasil belum tampak, iman yang terus menabur meski tanah tampak kering.

Doa yang diucapkan berulang kali bukan tanda kurang percaya, tetapi tanda cinta yang tidak jemu berharap.

Sama seperti air yang menetes terus-menerus mampu melubangi batu yang keras, begitu pula doa dan usaha yang dilakukan dengan ketekunan perlahan-lahan membuka jalan bagi rahmat Tuhan untuk bekerja.

Sering kali, kita ingin hasil yang cepat, jawaban yang segera, dan perubahan yang langsung terlihat. Namun, Tuhan bekerja dalam irama yang berbeda.

Tuhan memproses kita melalui waktu, kesabaran, dan ketekunan. Dalam penantian itulah, hati ditempa; dalam perjuangan itulah, iman dimurnikan.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya?”

Sering kali kita merasa doa kita belum dijawab, bahkan mungkin tidak didengar. Namun, sabda ini mengingatkan: Tuhan tidak lupa, Ia hanya bekerja dengan cara dan waktu-Nya sendiri.

Dalam setiap seruan siang dan malam, Tuhan membentuk hati kita agar lebih percaya, lebih sabar, lebih menyerahkan diri. Setiap doa yang naik adalah benih, mungkin belum bertunas hari ini, tetapi pasti akan berbuah pada saat yang tepat.

Ketika kita terus berdoa, sebenarnya bukan hanya keadaan yang berubah, tetapi diri kita yang diubah.

Kegigihan dalam doa menumbuhkan keintiman dengan Tuhan; kita belajar untuk tidak hanya mencari jawaban, tetapi mencari Dia sendiri, Sang Sumber segala jawaban.

Allah akan membenarkan umat-Nya, bukan karena mereka sempurna, tetapi karena Ia setia pada janji-Nya. Ia tidak akan meninggalkan mereka yang berseru kepada-Nya dengan iman dan ketulusan hati.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah saya tetap bertekun berdoa ketika jawaban Tuhan belum datang?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here