Puncta 02.12.23
Sabtu Biasa XXIV, Sabtu Imam
Lukas 21: 34-36
WAKTU bertugas di Kalimantan, saya sering diundang untuk pemberkatan. Orang Dayak sangat religius. Acara apa pun selalu diawali dengan doa berkat.
Ada banyak sekali berkat. Ada berkat rumah, berkat ladang, berkat alat-alat berladang, berkat tunangan, ulang tahun, berkat anak dan juga berkat ibu hamil. Pokoknya dari lahir sampai mati, ada aneka berkatnya.
Banyak upacara itu disertai dengan pesta. Mereka mengundang tetangga-tetangga untuk makan dan minum. Maka ada istilah “makan konyang minum mabuk.”
Tuan rumah akan senang, jika para tamu yang hadir dapat menikmati makanan sampai kenyang dan minum sampai mabuk.
Itu artinya makanan dan minuman tersedia berlimpah. Orang Jawa bilang hidangannya “mbanyu mili” mengalir seperti air tiada berhenti.
Tuan rumah dan undangan merasa bangga kalau semua merasa puas. Mereka bilang “kamoh (gawai) suntong (sampai) kereje (kerja) jaji (selesai).” Pekerjaan berhasil dengan sukses dan lancar.
Para tamu akan merasa krasan duduk berlama-lama sambil ngobrol menikmati makanan pesta. Orang bisa lupa diri karena pesta pora.
Yesus menasihati para murid-Nya, “Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi, dan jangan sampai hari Tuhan tiba-tiba datang jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.”
Kita diajak selalu waspada dan berjaga-jaga karena hari Tuhan tidak dapat disangka datangnya. Berjaga-jaga sambil berdoa itu perlu dilakukan, karena kita tak kuasa menahan datangnya hari Tuhan.
Maka kematian itu diibaratkan seperti pencuri yang datangnya tidak dapat diduga. Kematian bisa datang dengan tiba-tiba tanpa kita sadari lebih dahulu.
Romo Anton Bakker SJ sedang menyiapkan misa harian, tiba-tiba dia jatuh di sakristi dan meninggal.
Ada juga seorang prodiakon, baru memimpin ibadat di lingkungan. Belum selesai dia memberi renungan, tiba-tiba tertunduk lesu dan tersandar di kursi.
Semua umat terdiam dan terkejut. Bapak Prodiakon itu meninggal saat dibawa ke rumah sakit. Ia meninggal dalam tugas suci melayani umat Tuhan. Demikian juga yang terjadi dengan almarhum Romo Anton Bakker SJ.
Hari Tuhan datang dengan tiba-tiba dan tak bisa disangka-sangka. Maka Yesus mengingatkan kita semua, “Berjaga-jagalah senantiasa.”
Jangan sampai kita terlena oleh kemabukan dan pesta pora. Jangan sampai kita terlena oleh urusan-urusan duniawi.
Kita boleh mengurusi hal-hal dunia, tetapi keselamatan kekal di surga juga harus kita pikirkan.
Selalu berbuat baik dan kasih kepada sesama adalah cara tepat untuk selalu berjaga-jaga. Gunakan waktumu untuk kebaikan. Seraya berbuat baik bagi sesama, kita menabung bagi keselamatan kekal kita.
Anggrek putih terpasang di meja,
Menyambut Putri Sinden Panggung.
Hari Tuhan datang tanpa diduga,
Kita harus berjaga, jangan bingung.
Cawas, berjaga-jaga selalu
Rm. A. Joko Purwanto, Pr