Sukacita dan Syukur atas Anugerah Pertobatan

0
71 views
Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, by Vatican News

Kamis, 7 November 2024

Flp 3:3-8a.
Mzm 105:2-3.4-5.6-7.
Luk 15:1-10.

PERJALANAN hidup sering kali membuat kita harus berjuang untuk menemukan arah dan mengumpulkan kembali bagian-bagian dari diri kita yang mungkin telah hilang di sepanjang jalan.

Terkadang kita mengalami kepahitan dan kegagalan. Sering kali kita merasa menjadi manusia yang paling tidak beruntung di dunia. Api semangat hidup kadang hampir padam karena segalanya seakan membawa kepahitan.

Sungguh terasa tidak mudah membangkitkan semangat hidup ini, menyalakan api kehidupan untuk menerangi kembali gelapnya jalan di depan kita ini.

Namun bukankah ketika kita ada kegelapan dan kekalahan serta merasa tersesat, kita tetap memiliki nilai yang tidak ternilai.

Terkadang, ketersesatan kita bisa menjadi titik balik dari perjalanan kita untuk menemukan makna dan tujuan hidup yang lebih besar.

“Tidak ada orang yang dengan mudah mengakui kejatuhannya dalam kehidupan ini,” kata seorang bapak.

“Demikian juga dengan diriku, lama aku hidup dalam ketidakbenaran. Hari demi hari aku jalani dengan bermain ‘drama’ bahwa seakan hidupku baik-baik saja.

Hingga pada suatu hari ketika dalam sebuah retret umat, saya disadarkan akan sukacita hidup yang benar. Hidup yang jujur tanpa kepalsuan. Karena semua orang bisa saya tipu tetapi saya tidak bisa menipu hatiku sendiri.

Sejak saat itu, saya berani hidup dengan benar, meninggalkan kepalsuan dan kepura-puraan, dan berbicara benar dengan pasangan dan anak-anak.

Betapa lega dan bahagianya ketika mereka bisa menerimaku dengan segala kerapuhan dan kesalahanku,” ujar bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada
malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”

Tuhan tidak pernah berhenti mencari kita, bahkan ketika kita tersesat atau menjauh. Dia siap menerima kita kembali dengan sukacita penuh.

Hal ini mengingatkan kita bahwa kasih Tuhan jauh lebih besar dari kesalahan atau kegagalan kita. Dengan bertobat, kita tidak hanya menemukan keselamatan, tetapi juga mengalami kasih yang tulus dan penerimaan yang sejati.

Pertobatan sering dianggap sebagai momen menyakitkan atau penuh penyesalan. Namun, ayat ini menunjukkan bahwa bagi Tuhan, pertobatan adalah momen sukacita dan perayaan.

Malaikat di surga merayakan karena satu orang yang bertobat membawa kebahagiaan luar biasa bagi Tuhan.

Sukacita seperti ini mengingatkan kita bahwa pertobatan bukan hanya tentang rasa bersalah, tetapi juga tentang rasa syukur atas kesempatan baru yang diberikan Tuhan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mengucap syukur atas pengampunan dan kesempatan baru yang diberikan Tuhan padaku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here