SALAH satu jalan utama di Sidareja kini masih dalam proses pembangunannya dan “makan” banyak korban.
Korban kecelakaan. Ada yang nabrak pathok, ada yang tergelinir. Ada yang terpeleset. Ada yang nabrak alat berat (back-hoe).
Terakhir, ada pengguna jalan nabrak kucing, dan kucingnya mati seketika.
Kucing lalu dibawa, dan dimakamkan ala manusia. Agar tak bikin kualat, katanya.
Prihatin, dengan keadaan kecelakaan beruntun, warga sekitar beride, bergagas, bersama-sama, lalu mengadakan upacara slametan.
Intensi, maksudnya, upacara ritual mohon keselamatan. Diadakanlah secara gotong royong, kenduri di jalan raya, pada malam hari.
Ada 7 tumpeng dan segala asesorinya. Warga berkumpul, berdoa. Sesudahnya, dimakan bersama, itu tumpeng-tumpeng sesajian.
Dan… sesudah itu tak terjadi lagi musibah kecelakaan.
Tumpeng bentuknya lancip ke atas. Tentu ada maksudnya, yakni menghadap, menuju kepada Tuhan Yang mahakuasa. Ke sana doa itu diarahkan.
Wasalam
-=pengoedoed 76=-