Bunda Maria, Teladan Baik bagi Kaum Muda

0
1,264 views
Para peserta sarasehan daring bertema "Maria dan Teladan bagi Kaum Muda" bersama Marian Centre Indonesia. (Ist)

KUTIPAN Surat Santo Paulus kepada Timotius.

1 Timotius 4: 12: “Janganlah seorang pun menganggap engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.”

Bagaimana menjadi kaum muda yang kreatif dan kudus seperti teladan Bunda Maria?

Saya mengikuti sarasehan Marian Centre Indonesia. Acara ini dilaksanakan secara daring.

Maria dan kaum muda

Tema sarasehan “Maria dan Kaum Muda” dipaparkan oleh Romo Dio Aditya O.Carm sebagai nara sumber. Ia menjelaskan demikian.

“Pada masa Perjanjian Lama, Allah telah memilih orang-orang muda seperti Musa, Yosua, Samuel, Daniel menjadi utusan-Nya untuk meneruskan karya penyelamatan Allah.

Berlanjut di masa Perjanjian Baru, Yesus memilih kaum muda menjadi perpanjangan karya kasih-Nya. Seperti para rasul, Paulus, Titus, Simon, dan beberapa kaum muda lainnya.

Allah mempercayai dan memberkati kaum muda untuk bekerjasama meluaskan karya penyelamatan Allah. Itu karena orang muda memiliki semangat, energi, dan kemampuan lebih baik.

Kebijakan di semua Konggregasi religius, ada standar penerimaan calon anggota baru. Usia masih muda, karena masih harus menjalani masa pendidikan dan pembinaan yang begitu lama. Dengan harapan di usia yang cukup matang secara fisik mental dan spiritual, mereka dapat menjalankan tugas pengutusannya penuh semangat dan optimal di usia produktif,” kata Romo Dio O.Carm.

Romo Dio Aditya O.Carm sebagai narsum sarasehan. (Lidwina)

Para rasul dan rekan utusan Yesus, kata dia lagi, pada awalnya juga merasa tidak layak. Karena menyadari ketidakpantasannya. Sebagai manusia penuh kekurangan dan dosa.

Seperti Saulus sang pembunuh. Juga Simon orang Zelot sebagai pemberontak. Lalu Zakeus, pemungut cukai. Dan tentu saja Petrus, penjala ikan.

Nabi Yeremia juga pernah merasa ragu, ketika Allah memilihnya. Katanya protes kepada Tuhan. “Ya Tuhan Allah, sesungguhnya aku tidak pandai berbicara karena aku masih muda.” (Yeremia 1: 6).

Ada banyak keraguan dalam diri kaum muda utusan Allah pada awalnya.

Namun Allah meneguhkan dengan firman-Nya: “Karena itulah kepada rumah yang atasnya nama-Ku diserukan dan kamu andalkan itu, dan kepada tempat, yang telah kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu itu, akan Kulakukan seperti yang telah kulakukan kepada Silo.” (Yeremia 4: 14).

Setelah mendapat peneguhan dan berkat dari Allah, mereka yang adalah kaum muda utusan Allah menyanggupi dan siap menjalani tugas perutusan-Nya.

Seperti Nabi Yesaya, dengan tegas ia mengatakan kepada Allah: ”Ini Aku, utuslah Aku.” (Yesaya 6: 8).

Teladan Bunda Maria

Dalam Perjanjian Baru, kita belajar dari kisah hidup dan teladan dari satu kaum muda yang karena ketaatan dan kepercayaannya kepada Allah yang luar biasa besar, maka ia terpilih menjadi ibu Yesus.

Ia adalah Maria. Sosok pemudi sederhana dan mampu merawat imannya hari demi hari. Ia tumbuh menjadi remaja taat pada Allah dan penuh hormat kepada orangtuanya.

Maria dinyatakan kudus, karena ia memiliki hati yang mulia sebagai manusia. Terlahir dari orangtua yang juga kudus: Santo Yoakim dan Santa Anna.

Didikan dari orangtuanya itulah yang kemudian menjadikan Maria memiliki iman teguh kepada Allah. Oleh karena itu, Maria lalu dipercaya dan diutus oleh Allah menjadi Bunda Yesus, Sang Penyelamat Dunia.

Sama seperti para rasul utusan Allah. Awalnya sempat ragu, ketika Maria didatangi malaikat Gabriel yang membawa pesan bahwa ia akan mengandung Yesus, anak yang akan menjadi juru selamat dunia.

Maria pun terkejut, mengingat ia belum bersuami. Namun ketika malaikat mengatakan, Allah akan menyertainya selalu, Maria mempercayai janji-Nya.

Dengan menjawab, ”Terjadilah padaku, menurut kehendak-Mu.” (Lukas 1: 38).

Juga di saat  Simeon, orang yang telah diurapi Roh Kudus, berkata kepada Maria:

“Sesungguhnya, anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Isarael dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” (Lukas 2: 34-35).

Tahan uji dan banting

Maria tumbuh menjadi kaum muda yang perkasa secara fisik. Terbukti ketika Maria harus menjalankan tugas pengutusannya, saat usia 14 tahun.

Di usia remaja, ia harus mengandung dan di kehamilannya jelang kelahiran, Maria menempuh perjalanan darat sangat panjang.

Ia juga memiliki kepedulian sosial. Dengan mengunjungi Elizabet saudarinya Lukas 1: 39) di perbatasan Nazareth. Jarak sejauh 160 km dilaluinya dengan berjalan kaki.

Bunda Maria, teladan bagi kaum muda. (Lidwina)

Berlanjut ketika Maria mencari Yesus yang tertinggal di Bait Allah dengan menempuh perjalanan selama tiga hari lamanya.

Fase terakhir terjadi, ketika dia harus rela menyusuri via dolorosa – jalan salib mendampingi puteranya Yesus yang wafat di kayu salib.

Kelelahan pasti dirasakan oleh Maria. Tapi tidak pernah ia mengeluh karena semua tugas pengutusan Allah dia jalani dengan tulus. Penuh  kesabaran, keteguhan, dan ketaatannya kepada Allah.

Mentalitas Maria yang tahan banting dan uji pun dengan jelas terlihat pada saat ia harus menjalani kehamilan sebelum pernikahan. Juga ketika ia harus kehilangan Yesus dan mencarinya berhari-hari.

Bahkan sampai bertemu dengan anaknya pun, Maria masih dipertanyakan oleh Yesus:“Mengapa ayah dan ibu mencari Aku? Tidakkah engkau tahu, bahwa Aku harus di rumah Bapa-Ku?” (Lukas 2:49). 

Maria hanya menyimpan semua itu di dalam hatinya. Sampai tiba di akhir hayat putera-Nya Yesus, tepat di bawah salib, Maria dengan kasih keibuannya berkata: “Darah dari darahku dan daging dari dagingku hati dari hatiku, Anakku.”

Sebagai pertanda bahwa roh dan jiwanya menyatu dengan puteranya Yesus, begitu pula jiwa dan raga Maria yang  selalu bersatu dengan Roh Kudus. Maka, Maria mendapat gelar yang dikandung tanpa noda.

Dengan rahmat khusus dari Allah, Maria diciptakan bebas dari noda dosa. ”Maria sebagai puteri kesayangan Allah.” (Lukas 1:28).

Rasul Paulus mengatakan pada umat di Galatia: “Setelah genaplah waktuNya, maka Ia mengutus anakNya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.” (Galatia 4:4).

Artinya Maria adalah seorang yang saleh dan taat akan perintah Allah. Meskipun bukan perkara mudah baginya. Namun karena kepatuhannya pada Allah, maka ia mampu menaati Hukum Taurat dengan benar dan tulus.

Peduli orang lain

Sikap kepedulian dan kreatifnya tercermin dari kepekaan menolong pengantin pesta sewaktu di Kana. Dengan sigapnya, Maria minta Yesus membantu pemilik pesta untuk mengatasi kekurangan anggur. (Yohanes 2: 3).

“Sungguh pribadi yang sangat menawan, Bunda Maria tumbuh menjadi kaum muda yang kuat secara mental, fisik, dan spiritual. Seluruh hidupnya dipersembahkan hanya dan kepada Allah,” jelas Romo Dio.

Para kaum muda milenial diharapkan memiliki energi yang besar. Bukan menjadi kaum rebahan yang menghindari kedekatan hubungan dengan Tuhan dalam doa dan berkarya. Bukan pula menjadi remaja yang “terang” dalam penampilan fisik, tapi “tua” dalam semangat berkarya.

Ini penting demi kemajuan Gereja.

Tuhan sering memilih umat-Nya pada saat dalam kesibukan. Itulah yang terjadi pada para nelayan, para rasul, dan orang-orang pilihan-Nya.

Begitu pun kita. Terkadang padat dalam tugas dan tuntutan pekerjaan, bersamaan dengan waktu Tuhan mempercayai kita dalam pelayanan Gereja.

Tapi jangan ragu. Mari bergerak dan buatlah sesuatu yang berguna bagi karya Allah. Percayalah Ia akan selalu menyertai  seperti janji-Nya.

“Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” (Matius 19: 29).

Di akhir renungannya, romo menyampaikan pesan. “Libatkanlah Allah dalam karya pelayanan yang kreatif dan bagikanlah sukacita-Nya kepada setiap orang yang kita jumpai.”

Maju terus kaum muda. Jadilah kreatif, produktif  dan rendah hati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here