Damai Tapi Gersang

0
20 views
Damai Sejahtera

Minggu, 25 Mei 2025

Kis. 15:1-2,22-29.
Mzm. 67:2-3,5,6,8.
Why. 21:10-14.22-23.
Yoh. 14:23-29

DI berbagai tempat saat ini, kita melihat fenomena yang memprihatinkan: ada kelompok-kelompok tertentu yang mengaku menjamin keamanan lingkungan, tapi dengan syarat, warga harus membayar, memberi “uang keamanan”, atau dengan kata lain: upeti. Jika tidak, mereka terancam.

Damai yang diberikan bukanlah damai sejati, melainkan damai yang dipaksakan oleh ketakutan. Hati warga tidak benar-benar tenang, tetapi diam karena takut. Damai tapi gersang.

Dunia bisa menawarkan bahkan menjamin “ketenangan” lewat ancaman, kekuasaan, atau manipulasi. Tapi damai Kristus lahir dari kasih, pengampunan, dan hati yang tulus.

Damai yang sejati tidak bisa dibeli, tidak bisa dipaksakan. Ia tumbuh dari hati yang mengasihi dan menghormati sesama.

Ketika kasih menjadi dasar relasi sosial, maka ketenangan bukan lagi hasil dari ketakutan, melainkan buah dari pengertian dan kepedulian.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu; dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia ini”

Yesus menawarkan damai yang lain, damai yang tidak seperti yang diberikan dunia. Damai yang Yesus berikan bukan hasil kompromi, bukan hasil kesepakatan politik, bukan pula hasil upaya manusia semata.

Damai Tuhan Yesus adalah buah dari kehadiran Allah sendiri dalam hidup kita. Damai ini bisa tetap ada bahkan di tengah badai, di tengah penderitaan, di tengah ketidakpastian.

Damai Yesus lahir dari relasi yang benar dengan Allah, dari kesadaran bahwa kita dikasihi, diampuni, dan disertai oleh-Nya.

Damai ini menenangkan hati, bukan karena masalah tidak ada, tetapi karena kita tahu bahwa kita tidak menghadapinya sendiri.

Bagaimana dengan diriku?

Apakak aku masih tergoda mengejar damai palsu yang cepat hilang?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here