Don’t Worry Be Happy

0
15 views
  • Bacaan 1: Kis. 14:19-28
  • Injil: Yoh. 14:27-31a

“In every life we have some trouble, when you worry you make it double. Don’t worry, be happy……” Demikian sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi kondang, Bob Marley.

Gelisah atau kondisi hati tak nyaman pastinya dialami banyak orang. Banyak hal yang membuat orang mejadi gelisah, seperti: faktor Psikologis (stress), faktor fisik (konsumsi Kafein atau Alkohol berlebihan), faktor lingkungan (lingkungan sosial buruk), rasa tidak aman dan sebagainya.

Dalam salam perpisahan-Nya dengan para murid sebelum menjalani Kisah Sengsara, Tuhan Yesus memberikan peneguhan kepada mereka:

“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.”

Saat kita mendengar salam perpisahan dengan orang terdekat (pergi jauh atau merasa akan meninggal) pasti sangat sedih dan gelisah. Demikian juga para murid, apalagi mereka tahu bahwa dunia membenci Yesus dan para murid-Nya. Bayangan mengalami kekerasan sudah di depan mata.

Yesus memberikan kedamaian, tidak seperti dunia yang memberikan kekacauan.

Rasul Paulus dan Barnabas mengalami penganiayaan (dilempari batu) hingga hampir mati di Listra. Namun semua itu adalah konsekuensi yang harus dihadapi sebagai murid Kristus, yaitu ditolak dunia. Rasul Paulus dan Barnabas tidak gentar bahkan masih sanggup memberikan peneguhan kepada jemaat di Antiokhia,

“…bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.”

Pesan hari ini

“Don’t worry be happy”, janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Demikian janji Tuhan Yesus kepada para pengikut-Nya, bahwa menjadi pengikut-Nya mungkin akan menghadapi banyak sengsara di dunia. Namun semuanya akan berakhir “Happy Ending”.

“Setiap momen mungkin merupakan krisis, namun momen terberat bagiku adalah menghadapi badai saat aku tidak menduganya.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here