Film “Patch Adams”, Senyum Menyembuhkan Jiwa

0
4,098 views
Film "Patch Adam" by Ist.

MELAWAN suatu sistem yang telah mapan selama bertahun-tahun, membutuhkan perjuangan yang seakan tak ada habisnya. Apalagi bila mereka yang berada dalam sistem tersebut merasa senang dengan posisi yang diperolehnya berkat sistem itu.

Mereka akan berusaha keras mempertahankan sistem itu, meski mungkin mudaratnya lebih banyak daripada manfaatnya.

Dalam kondisi seperti itulah, Hunter “Patch” Adams (Robin Williams) justru menemukan arah hidupnya.

Film Patch Adams diawali dengan kebingungan Adams akan tujuan hidupnya. Merasa tak ada gunanya hidup, ia berniat bunuh diri.

Hasrat itu urung dilakukannya, Adams memilih masuk rumah sakit jiwa (RSJ) yang diharapkannya bisa menolongnya.

DI RSJ, Adams menemukan suasana yang lain. Dokter yang diharapkan mau mendengarkeluhan dan membantunya, ternyata hanya melihat si pasien dengan sebelah mata. Dokter adalah orang yang berkuasa atas nasib pasiennya.

Rasa tak dihargai menimbulkan kesadaran baru pada diri Adams. Dengan caranya sendiri, Adams malahan bisa membangkitkan rasa percaya diri rekan sekamarnya yang mengidap “penyakit” takut terhadap bajing.

Caranya, Adams menempatkan diri sebagai si penderita, ia memberikan empatinya. Ia berpura-pura menembaki para bajing dan minta rekannya mengisi amunisinya.

Permainan ini menenangkan hati rekan sekamarnya, membuatnya tak takut lagi pada bajing khayalan. Adams pun menemukan pencerahan, ia tahu posisinya dalam kehidupan ini: membantu pasien dengan empati.

Film berlatar belakang akhir tahun 1960-an dengan pendekatan drama komedi ini bergulir dengan keputusan Adams menjadi dokter.

Ia menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Virginia. Tingkahnya dianggap aneh, meski sifat universal sebagai makhluk sosial tetap dimilikinya seperti jatuh cinta pada Carin (Monica Potter), rekan sekuliahnya; membutuhkan teman yang seide dengannya, Truman (Daniel London), dan orang yang membencinya Mitch (Philip Seymour Hoffman).

***

Adam dianggap aneh, karena sebagai mahasiswa kedokteran ia tak menjaga wibawa calon dokter, “orang yang berkasta” lebih tinggi dari pasiennya. Padahal tata nilai itu sudah mapan selama bertahun-tahun. Tingkah Adams yang selalu berusaha menyenangkan hati pasien–misalnya menjadi badut dan mengajak bermain pasien anak-anak–mengganggu Walcott (Bob Gunton), dekannya.

“Kalau ingin menjadi badut, segera bergabung dengan kelompok sirkus, jangan sekolah di fakultas kedokteran ini,” kata Walcott kepada Adams. Walcott geram dengan metode penyembuhan Adams, karena di mata dekan sekaligus direktur rumah sakit yang “super feodal” itu, metode tersebut melecehkan profesi dokter.

patch-adams-1
Dokter Patch Adam yang menyembuhkan pasien dengan cara yang tidak biasa. (Ist)

Sementara menurut Adams, memancing fantasi pasien dan mendorongnya mendapatkan kegembiraan, berpengaruh positif pada kesembuhan pasien. Itu pun menjadi salah satu tugas dokter, di samping memberi perawatan medis. Keyakinan Adams bahwa tingkah dokter yang “menjaga jarak” dengan pasiennya tak membantu penyembuhan, coba dibuktikannya lewat banyak adegan yang mengundang tawa.]

Pertentangan antara sistem yang mapan dan Adams serta rekan-rekannya di sisi lain terus berlangsung. Beberapa upaya dilakukan Walcott untuk mengeluarkan Adams dari fakultas yang dipimpinnya.

Sementara Adams menerapkan metode dengan mendirikan rumah sakit di tanah milik seorang rekannya sesama pasien RSJ. Ia tak gentar walau Walcott berhasil “membawanya” ke sidang Dewan Kehormatan Medik Universitas Virginia.

Film ini diangkat dari kisah nyata yang ditulis dalam buku berjudul Gesundheit: Good Health is a Laughing Matter (1983), karya Hunter Doherty Adams dan Maureen Mylander.

Film arahan sutradara Tom Shadyac (karyanya yang lain Ace Ventura: Pet Detective, The Nutty Profesor, Liar Liar) ini, skenarionya ditulis Steve Oedekerk.

Dalam kehidupan nyata, orang semacam Hunter “Patch” Adams jarang bisa ditemukan. Orang yang nyaris mengesampingkan semua kepentingan pribadinya demi orang banyak. Film yang mulai beredar akhir Desember 1998 ini, di AS termasuk box-office.

Dalam seminggu pertamapertunjukkannya, Patch Adams meraih sekitar 25,3 juta dollar AS. Pendapatan ini naik menjadi 65,5 juta dollar seminggu kemudian.

Foto: Universal Studios Film Patch Adams yang dibintangi Monica Potter dan Robin Williams, berkisah tentang usaha “menumbangkan” tata nilai yang mapan, dengan pendekatan drama komedi.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here