Senin, 22 April 2024
Kis 11:1-18
Mzm 42:2-3; 43:3-4
Yoh 10:1-10
ORANG Barat mengatakan: kita seperti lilin di tengah-tengah badai. Orang Timur mengatakan: kita seperti sebuah kapal di tengah lautan yang bergelora. Alkitab mengatakan: kita seperti domba di tengah-tengah serigala yang lapar.
Inilah gambaran situasi dan kondisi dunia pada saat ini. Ada bahaya yang siap menerima kita, mancong serigala yang haus dan lapar siap menyergap kehidupan kita.
Tuhan tidak mengantuk dan tidak tertidur. Mata-Nya tertuju kepada kita semua. Demikianlah Tuhan yang menjaga, yang mendampingi, seperti tangan kanan –tidak pernah beranjak dari sebelah kanan– demikianlah Dia tidak akan pernah membiarkan kita bergumul sendiri. Dia akan mendampingi kita, tidak membiarkan kita, dan tidak meninggalkan kita, selama-lamanya.
Tuhan menjaga nyawa kita. Dialah Tuhan yang menguasai hidup dan nyawa manusia. Hidup dan nyawa kita bukan berada di tangan kuasa penguasa dunia. Hidup dan nyawa kita berada di dalam tangan Tuhan yang menguasai kehidupan dan nyawa kita.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Tanggungjawab Tuhan sebagai gembala atas kehidupan kita tidak berlangsung secara sepihak, tapi kedua pihak sama-sama aktif. Artinya Tuhan menanggung jawabi kita, tetapi kitapun meresponinya secara serius dan cerdas adanya. Tuhan tidak ingin kita pasif namun pro aktif atas tawaran penyelamatan Allah.
Kita bersyukur memiliki Gembala Agung, Tuhan Yesus. Dia senantiasa memberi perhatian dan mengenal kita para domba-Nya. Pengenalan yang dalam ini membuahkan rasa nyaman dan aman.
Sebagai domba, kita harus senantiasa mendengarkan suara-Nya agar kita tidak tersesat. Penyesatan kerap dilakukan oleh oknum yang mengaku sebagai “mesias”. Mereka hadir dan memberikan berita sukacita, tetapi ujung-ujungnya akan “menyembelih” demi kepentingan mereka sendiri. Kalau ada yang asli, kenapa harus pilih yang palsu?
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku merasa dijaga dan dilindungi oleh Tuhan Yesus?