Gereja Katolik yang Apostolik

0
1,060 views
Ilustrasi (Ist)
  • Bacaan 1: Ef 2:19 – 22
  • Injil: Yoh 20:24 – 29

DALAM sebuah komunitas yang kuat maka sifat kekeluargaan diantara mereka sangatlah kuat, jika salah satu anggota sakit maka yang lain pun ikut merasakannya pula. Meski dari berbeda kalangan, namun mereka bisa bersatu sebagai satu keluarga komunitas tersebut.

Hari ini, Rasul Paulus dalam peneguhannya kepada jemaat di Efesus mengatakan bahwa sejak dibaptis sebagai Kristen, mereka (jemaat) adalah keluarga dan bukan lagi orang lain.

Mereka adalah “Gereja”, yaitu persekutuan yang memiliki iman sama kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja.

Mereka dibangun atas dasar para rasul maka Gereja Katolik disebut sebagai Gereja Katolik yang Rasuli (Apostolik, apostle, rasul).

Sebagai Kepala jemaat maka Yesus Kristus menjadikan Gereja itu memiliki sifat kudus sebab Roh Kudus bersemayam dan berkarya dalam tubuh Gereja.

Tanpa peran Roh Kudus maka Gereja tak ubahnya hanya seperti komunitas ‘geng motor’ saja.

Sejak wafat dan kebangkitan Yesus Kristus maka para rasul selalu berkumpul/ bersekutu dalam doa, tinggal bersama-sama menantikan Roh Kudus yang dijanjikan Kristus.

Tradisi bersekutu dan berdoa ini pula salah satu yang diturunkan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya hingga sekarang.

Tuhan Yesus tidak akan membiarkan anggota-Nya terlepas, maka ketika Tomas “kehilangan iman” oleh warta kebangkitan-Nya yang disampaikan rekan-rekan rasul lainnya, Tuhan Yesus tetap sabar  menantikan pertobatannya.

Ketika seminggu kemudian Yesus kembali menampakkan diri dan Tomas juga hadir disitu, maka ia menjadi target utama untuk disembuhkan imannya.

Tomas pun menyambut-Nya dan ia disembuhkan, “…ya Tuhanku dan Allahku.” demikian pernyataan tobatnya.

Pesan hari ini:

Sebagai Katolik, Yesus kita imani sebagai Tuhan dan Allah Putera, seperti yang diteladankan oleh Rasul Tomas.

Para rasul (dibawah kepemimpinan Petrus) dan dengan pendampingan Roh Kudus, telah dititipi Tuhan Yesus untuk menjaga iman anggota tubuh-Nya yang berasal dari berbagai bangsa agar tetap kudus, universal (katolik) dan satu.

Kita mengalami pandemic yang sama, untuk itu mari bersatu melawannya dengan “the new normal”

Bersatu melawan Coronavirus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here