HARI Jumat –seperti biasa—para pelajar suka pulang lebih gasik (awal) dari hari-hari sebelumnya. Yang muslim pada beribadah Sholat Jumat, yang katolik dipersilahkan mengikuti pelajaran agama. Namun, Jumat di penghujung tahun 2013 lalu ini, para pelajar dan guru katolik di Paroki Majenang Keuskupan Purwokerto punya agenda khusus sendiri.
Mereka ikut pulang gasik, namun kemudian berkumpul bersama di Gereja Paroki Majenang untuk sebuah hajatan rohani: Pesta Natal bersama.
Hajatan ini diprakarsai oleh Tim Pendidikan Paroki Majenang bekerja sama dengan segenap guru katolik di wilayah paroki. Yang menarik, kepanitiaan acara ini semua diserahkan pada para pelajar katolik sendiri.
Natalan sederhana
Acara Natalan Guru dan Pelajar Katolik Se-Majenang ini digelar di halaman samping gereja dan dimulai pukul 12.00an. Hajatan Pesta Natal sederhana ini diawali dengan penampilan gerak dan lagu Natal oleh para siswa/i SD Negeri.
Hadir kurang lebih seratusan siswa/i dan 40-an guru Katolik.
Setelah acara sambutan-sambutan dan selingan hiburan, ada acara pokok yaitu renungan yang dibawakan langsung oleh Romo Paroki Majenang: Romo Martinus Ngarlan, Pr.
Uniknya, diakhir renungan, Romo Ngarlan membagi-bagi hadiah bagi para pelajar yang bisa menjawab pertanyaannya.
Rupanya ini untuk mengetes para pelajar tersebut: apakah mereka ini mengerti tentang makna Natal dan mendengarkan renungan yang beliau bawakan atau tidak. Syukurlah para pelajar rupanya pada rebutan untuk maju menjawab pertnyaann yang diajukan Romo Ngarlan.
Hadiah diberikan sebagai tanda mereka paham dan mendengarkan renungan yang Romo Ngarlan bawakan.
Natalan ini kiranya juga menjadi ajang kreatifitas seni bagi para pelajar tersebut. Ini karena dari tiap-tiap sekolah mulai dari SD, SMP, SMA dan SMK pada saling tampil unjuk seni dan kreatifitas murid.
Saya sendiri hanya menjadi penonton dan kemudian mencoba menulis reportase sederhana ini.
Respon Romo Paroki Majenang
“Mas Pujo,” demikian respon Romo Martinus Ngarlan Pr dari Gereja Paroki Majenang, “saya mengucapkan terima kasih atas tulisan reportasenya. Usai acara Natalan bersama segenap guru dan murid katolik separoki, saya langsung langsung misa Jumat Pertama di Wanareja pukul15.30. Baru setelah saya sampai di pasturan, saya berkesempatan membaca reportase ini,” tulis Romo M. Ngarlan Pr.
“Kiranya boleh saya tambahi info sedikit. Semula, acara Natalan ini diperkirakan hanya akan dihadiri oleh sekitar 140 pelajar dari SD-SMA plus TK Yosma berikut dengan para guru pendamping plus undangan sejumlah 60 an. Nampaknya jumlah yang hadir lebih dari 150 orang, baik guru maupun pelajar.”
“Natalan Pelajar paroki yang baru pertama kali ini dikemas sangat bagus, terutaa setelah bulan oktober lalu pelajar SMP dan SMA/SMK sejumlah 62 mengikuri rekoleksi di Hening Griya. Program tim pendidikan paroki ini akan terus ditindaklanjuti.”
“Acara yang diselenggarakan ini dibiayai oleh para pelajar itu sendiri, guru-guru pendamping, panitia dan romo paroki pun juga ikut iuran (bantingan). Ternyata keterlibatan semua pihak secara sukarela ini sungguh bagus. Sehingga bendahara DPP tidak keluarkan uang untuk acara ini, meski ini program tim pendidikan DPP.”
“Semoga dengan berbagai acara macam ini kaderisasi Gereja mulai mewujud sehingg terjadilah paguyuban umat beriman yang bisa memberdayakan semua pihak. Amin.
Berkah Dalem. Mar-Lan”
Photo credit: Julius Pudjo dari Paroki Majenang, Keuskupan Purwokerto