RASA syukur menghargai berkat pangan dan berbagi.
“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” merupakan harapan yang didoakan umat Katolik. Berdasarkan keyakinan iman. Makanan cukup yang disyukuri atas dasar iman memberikan sukacita.
Faith, food and fun atau iman, makanan dan sukacita memberi makna pada Hari Pangan yang setiap tahun diselenggarakan Gereja.
Menghargai kehidupan
Gereja Katolik Indonesia melalui Konferensi Waligereja Indonesia (dahulu bernama Majelis Agung Wali Gereja Indonesia) sejak tahun 1982 berperan serta memperingati Hari Pangan Sedunia. World Food Day iperingati setiap tanggal 16 Oktober.
Hari Minggu 15 Oktober 2023 beberapa paroki di Kevikepan Surakarta melaksanakan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
Tujuan diadakannya HPS, Gereja Katolik mengajak umat untuk membangun kesadaran iman yang membentuk perilaku menghargai kehidupan. Cara yang ditempuh dengan mengupayakan kecukupan dan ketahanan tersedianya makanan sehat.
Pengutusan yang ingin disampaikan agar senantiasa tercipta pola-pola baru mengembangkan HPS sebagai gerakan kehidupan. Dalam menyikapi situasi dan kondisi yang berkembang di tengah umat atau masyarakat. Serta peduli terhadap persoalan-persoalan atau keprihatinan yang berkaitan dengan pangan sebagai penopang kehidupan.
Semarak HPS di Kevikepan Surakarta
Inilah paroki-paroki yang masuk dalam ranah wilayah pastoral Kevikepan Surakarta Kota.
- Gereja Santo Paulus KlecoParoki Santo Petrus Purwosari, Gereja Santo Antonius Padua Paroki Purbayan.
- Gereja Santa Maria Paroki Kartosuro.
- Gereja San Inigo Paroki Dirdojipuran.
- Gereja Santa Maria Regina Paroki Purbowardayan.
- Gereja Santo Aloysius Paroki Mojosongo.
- Gereja Hati Kudus Yesus Paroki Sukoharjo.
- Gereja Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria Paroki Boyolali.
Paroki-paroki di atas itu tergabung dalam Paroki Rayon Kota HarjoBoy di Kevikepan Surakarta.
Hari Minggu 15 Oktober 2023 memperingati Hari Pangan Sedunia yang dilaksanakan di Kevikepan Surakarta.
Berbagai acara digelar untuk menyemarakan peringatan HPS dengan berbagai lomba, bazaar UMKM sebelas paroki, perayaan ekaristi dan grebeg HPS serta dimeriahkan dengan isian musik dari kaum muda.
Terimakasih pada petani setia
Saat membuka peringatan HPS di Gereja Santa Maria Regina Paroki Purbowardayan, Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Kevikepan Surakarta, Romo Martinus Sutomo Pr, mengungkapkan demikian.
Hari Pangan disimbolkan dengan aneka hasil pertanian ini mengingatkan kita semua untuk selalu bersyukur pada Tuhan yang memelihara hidup melalui kehadiran para petani.
“Para petani telah dengan setia memproduksi pangan, maka sepantasnya kita berterimakasih dan mendoakan para petani. Hari Pangan juga dirayakan dengan aneka bazaar UMKM sebagai rasa kegemberiaan memperingati hari penting ini,” kata Romo Sutomo Pr.
Mengembangkan UMKM
Peringatan HPS Kevikepan dihadiri umat dari 11 paroki yang ikut merayakan. Hadir pula pada peringatan HPS di Kevikepan Surakarta Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta, Ibu Wahyu Christina, mewakili Walikota Surakarta dan memberi sambutan
Dalam sambutannya, Ibu Wahyu Christina menyampaikan kegembiraan atas upaya Kevikepan Surakarta mau menanggapi program pemerintah kota mengembangkan kehidupan UMKM yang menjadi penopang ekonomi masyarakat.
Sesawi.Net menemui Vikep Kevikepan Surakarta Romo Robertus Budiharyana Pr dan meminta dia memberi uraian tentang HPS. Juga harapan sikap beriman umat Katolik sebagai berikut.
Petani menghadapi banyak persoalan
Tema HPS 2023 adalah “Pertanian Penyangga Pangan”.
Tema ini mengingatkan kesetiaan para petani sebagai penyedia pangan bagi masyarakat.
- Gereja mengajak umat untuk menghargai para petani yang secara nyata menyediakan pangan bagi masyarakat.
- Gereja mengajak umat untuk mendoakan para petani yang dalam kesetiaannya menghadapi berbagai persoalan.
Persoalan tersebut di antaranya banyak orang muda yang kurang berminat berkarya di bidang pertanian. Lahan pertanian semakin sempit, karena digunakan untuk bangunan fisik. Persoalan musim yang tidak menentu, padahal pertanian sangat tergantung dengan keadaan musim.
Para petani juga mengalami masalah, karena hasil produk pertanian harganya rendah dan sangat dipengaruhi pasar. “Sering kali saat panen melimpah, harganya rendah. Saat mau menanam harga bibit, obat-obat pertanian penumbuh dan pemelihara tanaman harganya melonjak naik,” kata Romo Budiharyana.
Pertanian organik
“Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang (KAS) sejak tahun 1991 mengajak petani untuk melakukan pertanian organik atau pertanian HPS. Ini sebagai salah satu solusi yang bisa dilakukan selain solusi yang lain. Pertanian HPS dicetuskan oleh Romo G. Oetomo Pr alias Romo Tomo (almarhum). Di tahun 1991, program itu pernah dideklarasikan di KAS. Mungkin bisa digiatkan kembali, meskipun itu juga tidak mudah,” lanjut Romo Budiharyana.
“Proses inovasi di bidang pertanian sebagai proses pendampingan bagi para petani memang tidak bisa dilakukan secara instan. Saat ini, memang diperlukan inovasi-inovasi; terlebih jika dimungkinkan dengan pengembangan pengetahuan dan teknologi,” kata Romo Budiharyana.
HPS sebagai perwujudan iman
Hari Pangan, jika dimaknai sebagai perwujudan iman, rasa syukur atas rezeki pangan dan sukacita dalam hidup hendaknya diwujudkan dalam sikap memberi rasa hormat dan terimakasih pada petani. Lalu tidak membuang makanan yang tersisa; mengkonsumsi makanan secukupnya.
Problem besar yang dihadapi masyarakat di negara kita di antaranya banyaknya sampah makanan yang terbuang. Hal ini terjadi, karena banyak orang punya pola konsumsi makanan berlebihan.
Hari Pangan mengajak umat untuk merefleksikan kembali syukur atas perjuangan para petani. Syukur atas penyelenggaraan Allah yang telah menyediakan makanan. Juga kehendak untuk mewujudkan rasa syukur, sukacita untuk berbagi.
Syukur sejati
“Ada ungkapan, tidak ada syukur sejati tanpa berbagi. Maka iman, berkat makanan akan memberikan makna yang lebih. Jika hal itu diwujudkan dengan tindakan berbagi. Aksi berbagi kepada membutuhkan pangan,” ungkap Romo Budiharyana
.