BERTEMPAT di gedung Gereja Bunda Maria Perantara Paroki Cideng, sejumlah umat dan anggota Komunitas Sant’ Egidio (KSE) Jakarta merayakan ulang tahun ke-51 komunitas tersebut, Minggu (24/2/2019).
Perayaan ulang tahun itu digelar dalam sebuah Perayaan Ekaristi syukur yang dipimpin oleh tiga orang pastor secara konselebratif.
Pastor Ciroi SX selaku selebran utama dalam kotbahnya menekankan dua hal penting terkait perayaan ulang tahun ke-51 Komunitas Sant’ Egidio.
“Pada ulang tahun komunitas yang ke-51 ini, saya ingin menandaskan dua hal. Yang pertama adalah syukur. Kita bersyukur bukan karena jumlah kita semakin bertambah di dunia, tetapi karena Dia yang kita imani senantiasa mengasihi kita dengan kasih-Nya yang tulus,” ujarnya di awal homili.
“Yang kedua, evaluasi. Kita perlu mengevaluasi, sudah sejauh mana kita menjalankan tugas kita, ketika melayani mereka yang kita jumpai di dalam setiap bentuk karya pelayanan yang telah dipercayakan kepada kita”, ungkap Pastor Ciroi.
Turut hadir pula dalam acara tersebut, para Sahabat Mensa (salah satu jenis pelayanan KSE), para suster Abdi Kritus (AK), para lansia dari panti, anggota PUCATSO (President University Catholic Society), teman-teman dari kelompok Muslim, beberapa pengungsi dari Sudan dan Somalia, serta dan para anggota KSE Yogyakarta.
Berterimakasih
Teguh Budiono selaku penanggung jawab Sant’ Egidio Indonesia dalam sambutannya mengucapkan berlimpah terimakasih kepada semua pihak yang telah bersusah payah menyukseskan acara tersebut.
Ia juga berterimakasih kepada siapa saja yang sudah setia dan tekun dalam setiap karya pelayanan KSE selama ini, sekaligus mengajak mereka untuk terus berbuat baik bagi banyak orang.
“Mari kita membangun budaya cinta kasih dengan secara konkrit berjuang meningkatkan kepedulian dan kesejahteraan sosial, sebagaimana akhir-akhir ini bisa kita rasakan semakin berkurang,” ajak Teguh.
Seusai Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan pemotongan kue ulang tahun dan makan siang bersama.
Di sela-sela acara makan siang, segelintir anak muda yang merupakan anggota KSE Jakarta, mempersembahkan lagu dan gerak.
Rangkaian kegiatan pun akhirnya ditutup dengan tarian ala Afrika bersama Hamdi, Sokhi dan Nimo (tiga orang pengungsi asal Sudan dan Somalia). Para anggota KSE nampak menikmati betul acara terakhir itu.
Kredit foto: Paul Y.