Jumat, 16 Mei 2025
Kis. 13:26-33.
Mzm. 2:6-7,8-9,10-11.
Yoh. 14:1-6
PERNAHKAH kita merasa gelisah karena akan ditinggal oleh seseorang yang kita kasihi?
Barangkali itu orangtua, sahabat, pasangan, atau anak kita. Rasa gelisah itu semakin dalam ketika kita tidak tahu ke mana mereka akan pergi, atau mengapa mereka harus pergi.
Ada ketakutan, kekosongan, dan ketidakpastian yang membayang. Kita merasa seperti kehilangan pegangan, karena kehadiran orang yang kita cintai memberi rasa aman dan harapan.
Rasa gelisah itu sangat manusiawi. Ia muncul dari hati yang mencintai, yang takut akan kehilangan, yang tak ingin dipisahkan dari kehadiran orang terkasih.
Namun justru dalam kegelisahan itulah kita diajak untuk kembali pada Tuhan. Sebab hanya dalam Dia, kita menemukan ketenangan yang sejati.
Ketika Yesus hendak pergi meninggalkan para murid-Nya, Ia tahu hati mereka gelisah. Tapi Ia tidak membiarkan mereka larut dalam kecemasan.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.”
Hidup sering membawa kita ke titik-titik sunyi yang menyakitkan, saat kita merasa ditinggal, kehilangan, dan tak tahu harus melangkah ke mana.
Hati terasa berat, pikiran penuh tanya, dan tubuh seperti lumpuh oleh kesedihan yang mendalam. Dalam kegelisahan itu, kita mungkin bertanya: “Tuhan, di mana Engkau?”
Yesus mengajarkan bahwa kepergian bukan akhir dari segala sesuatu, melainkan bagian dari rencana Allah yang lebih besar.
Sama seperti para murid yang tidak memahami sepenuhnya alasan kepergian Yesus, kita pun sering kali tidak mengerti mengapa orang yang kita kasihi harus pergi.
Tetapi iman menuntun kita untuk percaya bahwa Tuhan tetap bekerja dalam segala hal, bahkan dalam kepergian dan perpisahan.
Tuhan hadir dalam kegelisahan kita. Ia memahami betapa beratnya hati yang ditinggal.
Tuhan tahu bagaimana rasanya kehilangan. Dan Ia menjanjikan bahwa kita tidak pernah benar-benar sendiri.
Dalam setiap air mata dan keheningan, ada pelukan kasih-Nya yang tak terlihat.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku gelisah dengan masa depan hidupku?