Home BERITA Keberanian untuk Sobat Sukacita, Merubah Sobat Ambyarrr

Keberanian untuk Sobat Sukacita, Merubah Sobat Ambyarrr

0
Ilustrasi: Mengasihi dengan cara mengampuni. (Ist)

PUKUL 05.50 WIB dingin sangat. Mau tak mau jalan cepat ke kapel belakang. Setidaknya lima menit untuk doa pribadi. Sebelum mulai doa bersama.

Beberapa rekan menyusul di belakang, berlari kecil. Sesuai perkiraan, lima menit untuk hening, persiapan doa.

Sesi-sesi pertemuan dilewati dengan penuh minat tanpa interupsi dari peserta lokakarya. Sesi rehat yang biasanya dipenuhi dengan canda tawa ringan para peserta saat itu digantikan dengan hening. Tanpa canda, meski tak ada aturan yang melarang.

Semuanya masih hanyut dalam suasana sharing peserta.

I don’t get a fuck

Salah satu peserta mendadak berani mengatakan, “I don’t get a fuck. Saya tak peduli dengan kata-kata negatif yang ditujukan ke saya selama ini. Entah dari rekan kerja atau keluarga.”

Lugas sekali pernyataan beliau. Saat sesi sharing pengalaman terluka dinyatakan di depan forum.

Ada benarnya pernyataan beliau. Kata-kata negatif orang lain bisa menghambat proses perkembangan kepribadian seseorang. Tak perlu didengar dan tak perlu ditarik ke dalam diri.

“Nggak penting,” tegas beliau.

“Kenapa? Karena Tuhan Yesus menciptakan manusia untuk berkembang. Buktinya, Allah memberi masing-masing pribadi talenta. Ada yang 10 talenta, 30 talenta,60 talenta. Buka Injil,” demikian simpulnya.

Semangat kharismatis beliau muncul.

Jujur diri sendiri

Tak dipungkiri rasa kecewa dan sakit hati tetap ada. Bagaimana tidak…

Saat beliau masih kecil diperlakukan tidak adil oleh seorang yang menjadi panutan. Tugas sudah dengan baik telah dikerjakan. Namun, balasan yang diterima bukan penghargaan. Tetapi hinaan dan cacian.

Bahkan kata-kata yang bisa membunuh karakter seseorang.

Pelukan ibu dan belaian ayah menjadi penenang dan mereka tak bisa berbuat sesuatu. Karena posisi ekonomi keluarga dan pekerjaan orangtua tetap tak akan bisa untuk konfirmasi komunikasi dengan sang panutan.

Sang panutan litu ebih kuat dari yang lain.

Kejujuran beliau saat sharing menolong beliau dalam proses pengampunannya untuk sang panutan.

Kejujuran yang meremukkan hati menjadi salah satu cara untuk menyusun kembali kepingan-kepingan pengampunan.

Yang suatu saat akan menjadi pengampunan yang sungguh dari hati seperti pengampunan yang dilakukan Yesus kepada para algojo yang menyiksa-Nya.

Pengampunan yang sempurna.

Berawal dari dokumen Paus

Dokumen Paus Fransiskus tentang kekudusan menguatkan hati beliau untuk beran imenghadapi luka hati. Juga berani  bisa menerima dengan ikhlas telah sedemikian itu diperlakukan.

Mengumpulkan “pasukan” keberanian dalam hati untuk mengampuni butuh perjuangan. Juga doa untuk dikuatkan oleh Kristus.

Membiarkan diri terpuruk di lantai sakit hati bukan solusi cerdas. Justru memperparah keadaan hati dan sukacita memudar.

Berani mengampuni membuka pintu rahmat ilahi. Dengan mengampuni beban hati terlepas dan jalani hidup lebih ringan. Di saat diperlakukan tidak adil tidak lagi mempengaruhi suka cita di hati.

Obat untuk sobat ambyar

Beliau berjalan mendampingi kelompok-kelompok kecil pada sesi pertemuan berikutnya. Tak ada wajah letih tampak meski banyak pribadi membagikan luka hati mereka.

Beliau dengan sukacita membagikan roh keberanian pada setiap peserta. Ini agar setiap hati berani mengalahkan musuh di dalam diri sendiri.

Berani untuk membersihkan hati dengan pengampunan demi kemuliaan Tuhan. Kita juga perlu melakukannya.

Merubah sobat ambyar menjadi sobat sukacita.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version