ISI waktu luang dengan ragam aktifitas. Untuk mengusir rasa jenuh dan rasa rindu keluarga. Isi waktu sama dengan isi pikiran. Ini agar pikiran tak lompat sana sini seperti monyet.
Pikiran yang diisi dengan kegiatan pun bisa saja pindah ide. Apalagi, bila dibiarkan kosong. Arahnya melamun dan imajinasi yang nggak berfaedah.
Masa pendidikan
Masa pendidikan hidup membiara memiliki rutinitas yang monoton. Bangun pagi, bersih diri, ibadat pagi, meditasi, misa, makan pagi, tugas, snack, tugas atau studi dengan pembimbing para romo, makan siang, istirahat, bacaan rohani, snack, tugas, bersih diri, ibadat sore, makan malam, studi mandiri atau rekreasi atau keterampilan, ibadat malam, buku harian, istirahat.
Begitu berulang-ulang selama tiga tahun. Bosan dan jenuh.
Inisiatif yang membangun
Inisiatif menciptakan suasana humor diperlukan untuk mengusir kejenuhan. Keaslian pribadi tampak dari cara-cara menciptakan suasana lebih hangat dan bahagia.
Selalu saja ada ide-ide muncul. Berpantun sambil memasak. Sambung-menyambung, ada kaitan atau tidak yang penting ngakak. Buat ekstrak tape di termos. Ubi rebus jadi alasan untuk menutupi motif asli.
Menyanyi lagu anak muda jaman dulu sambil buat tikar dari kain. Yang ujung-ujungnya, semua dapat tegur karena lagu tak sesuai dengan hidup membiara. Tanpa tunggu waktu lama. Lagu Yang Hujan Turun Lagi berubah nada dan syair menjadi lagu Janji-Mu Sperti Fajar Pagi Hari. Yah nadanya disambung-sambungkanlah.
Ada saatnya Suster Magistra memberi waktu pribadi. Para Novis diberi kebebasan beraktifitas sesuai minatnya. Kecuali dangdutan.
Ada waktunya tersendiri. Biasanya saat olahraga. Pada umumnya, para Novis memanfaatkan waktu menyalurkan hobi. Ada yang membaca, menulis, menggambar, berkebun, memasak, keterampilan tangan misalnya kruistik atau menyulam.
Terpesona
Salah satu Novis senang menulis. Setelah membaca Kitab Suci, dia menuliskan renungannya dalam bentuk puisi. Hari itu, dia membaca Kitab Suci dan mencoba merenungkan ayat yang menyentuh.
Karakter Yesus yang begitu menonjol dengan cinta-Nya. Daya pikat-Nya yang luar biasa yang mampu membuat banyak orang terpana dan mengikuti-Nya.
Dia tersentuh dengan Yesus dan mencoba untuk membuat mindmapping tentang Yesus. Sebuah pertanyaan mengusik hatinya. Gimana sih ujung-ujungnya kalo Yesus di mind mapping-in?
Novis ini mulai dengan langkah-langkah awal pada umumnya. Membuat topik utama, branches, dan basic word. Setiap first branch ada lagi branch baru yang bercabang-cabang seperti ranting pohon.
Proses kerja
Awalnya lancar. Pada branch yang ketiga tiba-tiba off. Tak bisa lanjut lagi. Tak ada kata yang keluar dari otaknya. Berhenti. Dia melihat mind mapping-nya. Belum terbentuk jadi ranting pohon. Pohon utuh saja tidak berbentuk.
Dia bertanya dalam hati. Kenapa berhenti ya? Baru kali ini buat mindmapping macet.
Jera
Rasa takut muncul dari dirinya. Dosa kali ya? pikirnya. Berkali-kali. Tuhan… maafkan aku. Nggak sanggup deh. Rasa penyesalannya membuat mind mapping tentang Yesus.
Kerja gila
Sebuah kerja gila. Otak secuil mau mengidentifikasi Yesus yang adalah Tuhan. Seperti ruang sempit yang diisi paksa dengan Sesuatu yang sangat luas dan sangat dalam.
Hasilnya jebol. Amburadul. Berhenti.
Kerja gila yang tak sadar diri dengan kemampuan sedikit. Tetapi berangan-angan mengubah menjadi lebar.
Kerja gila yang sombong. Roh manusiawi mamu menyelami Roh Kuasa yang kudus dan Esa.
Yang ada hanya sia-sia dari kerja gila. Unfaedah.