- Bacaan 1: Kis. 13:44-52
- Injil: Yoh. 14:7-14
Keterbukaan hati adalah kemampuan untuk bisa bersikap tulus dan terbuka, baik dalam menyampaikan pendapat maupun menerima pendapat pihak lain tanpa langsung menolak atau menghakimi.
Di zaman ini, menerima perbedaan kadang terasa begitu sulit.
Dalam bacaan pertama kita bisa menemukan dua sikap saling bertolak belakang, terkait pewartaan Paulus dan Barnabas di Antiokhia daerah Pisidia:
- Orang-orang Yahudi diaspora menolak
- Orang-orang Antiokhia menerima dengan sukacita
Apalagi ketika Paulus berkata:
“Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.”
Semakin marahlah orang-orang Yahudi disana. Mereka menganggap bahwa keselamatan hanya milik orang Yahudi. Merasa diri bahwa mereka adalah “Bangsa Terpilih”, egonya terlalu tinggi sehingga menutup hati menerima Yesus adalah Tuhan.
Sikap penolakan mereka di Antiokhia Pisidia disebabkan karena iri hati atas keberhasilan Paulus dan Barnabas membaptis orang-orang lokal. Hal ini dianggap menjadi ancaman bagi iman Yahudi disana.
Penolakan dan kemarahan mereka ditunjukkan dengan hasutan, fitnah, menganiaya serta mengusir Paulus dan Barnabas. Sehingga mereka berpindah mewartakan ke Ikonium, kota dekat Antiokhia Pisidia.
Keterbukaan hati untuk menerima Yesus adalah Tuhan, akan menentukan “Keselamatan” seseorang. Termasuk terkabul tidaknya sebuah doa. Dengan mengimani Yesus adalah Tuhan maka saat mengangkat sebuah permohonan dalam doa, Dia akan mengabulkan seperti yang dijanjikan-Nya:
“Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku,…
…dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Inilah rahasia terkabulnya sebuah permohonan dalam doa, yaitu iman Kristus.
Pesan hari ini
Dalam menanggapi pewahyuan Allah, perlu suatu keterbukaan hati sehingga mampu menerima dengan tulus untuk mengimani Yesus adalah Tuhan.
Iman Kristus merupakan kunci rahasia terkabulnya suatu permohonan dalam doa.
“Pikiran dan hati terbuka adalah pelopor yang mengakui peluang dan bersedia berjalan dalam cahaya baru.”