
DALAM tiga pekan terakhir ini beredar di dunia maya dan medsos ada postingan surat terbuka kepada Paus Leo XIV. Surat terbuka itu dikirim oleh Presiden Burkina Faso: Ibrahim Traoré.
Postingan “surat terbuka kepada Paus Leo XIV” itu muncul di jagad maya. Pengirimnya menyebut diri Pan-African Dreams. Dikirim ke semua jaringan WAG. Dan yang menyedihkan, di Indonesia banyak pastor dan mantan frater secara serampangan ikut menyebarkan konten hoaks buatan Pan-African Dream yang tidak lain tujuannya hanya demi click-baits semata.
Lebih menghebohkan lagi, “aktor” yang sama pula yakni Pan-African Dreams tersebut menulis “surat palsu” berisi Paus Leo XIV seakan-akan menanggapi postingan “surat terbuka” Presiden Ibrahim Traoré dari Burkina Faso.
Kita mesti waspada dan berpikir logis. Mana mungkin baru beberapa hari “menjadi” Uskup Kota Roma dan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik per tanggal 18 Mei 2025, Paus Leo XIV punya “waktu” dan perhatian untuk menanggapi sebuah seruan umum dan itu pun hanya muncul di dunia maya hasil postingan Pan-African Dreasm.
Sudah banyak pihak meragukan otentisitas dan validitas konten postingan Pan-African Dreams ini. Namun, lagi-lagi masyarakat Indonesia -termasuk kita-kita yang Katolik ini- juga gampang “terprovokasi” ikut menyebarkan “kabar baik” tersebut, namun yang sejatinya palsu alias benar-benar tidak pernah ada “percakapan” virtual antara Paus Leo XIV dan Presiden Burkina Faso: Ibrahim Traoré.
Kabar bohong, semua hasil rekayasa AI
Hari Kamis tanggal 22 Mei 2025, Romo Markus Solo Kewuta SVD yang bertugas di Dikasteri untuk Dialog Antar Agama Vatikan (PCID) secara resmi menanggapi “kabar bohong” berisi dua konten pesan palsu tersebut.
Belakangan ini, telah beredar sebuah “surat” yang diklaim sebagai balasan dari Paus Leo XIV kepada Presiden Burkina Faso: Ibrahim Traoré yang sebelumnya dikabarkan memang menulis surat terbuka kepada Paus baru tersebut.
Namun, Vatikan telah secara tegas menepis klaim tersebut dan menyatakan bahwa surat itu adalah palsu.
Yang lebih memprihatinkan, sebuah video yang direkayasa dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) juga telah beredar.
Dalam video itu, Paus Leo XIV tampak seolah-olah menyampaikan isi surat palsu tersebut. Sinkronisasi antara kata-kata dan gerakan bibir Paus tampak hampir sempurna – tetapi semua itu adalah hasil manipulasi AI.
Inilah salah satu contoh nyata bagaimana kecanggihan teknologi bisa disalahgunakan untuk menyesatkan banyak orang. Apa yang palsu bisa tampak seperti benar. Dan yang benar bisa dipalsukan.
Jika kita tidak berhati-hati, kita bisa menjadi korban massal dari penipuan teknologi. Akibatnya, integritas dan kehormatan kita sebagai manusia dipermainkan.
Penipuan semacam ini, terutama jika menyangkut hal-hal besar, krusial, dan sensitif, berpotensi memecah belah masyarakat, suku, agama, bangsa, bahkan dunia.
Mari kita gunakan teknologi dengan penuh tanggungjawab, untuk kebaikan bersama dan demi kemajuan yang sehat dan adil.
Berikut ini adalah ajakan dari Vatican Media kemarin:
“Mengingat banyaknya teks yang dikaitkan dengan Paus Leo XIV di berbagai media sosial tanpa menyebutkan sumbernya, perlu diingat bahwa semua pidato, intervensi, dan teks Paus Leo XIV dapat dibaca selengkapnya di www.vatican.va.
Berita tentang kegiatannya dan pesan videonya tersedia secara real time di portal berita Vatikan, vaticannews.va yang juga tersedia dalam berbagai bahasa. Juga bisa membaca situs resmi surat kabar Vatikan: osservatoreromano.va.”
Baca juga: Paus Leo XIV bangun jembatan untuk keadilan sosiologis dan sosial (98)