Bacaan 1: Flm 1:7-20
Injil: Luk 17:20-25
Dalam membaca Kitab Suci, maka seorang katolik tidak hanya berusaha mengenal siapakah Tuhan Yesus itu. Namun juga dituntut memahami ajaran-ajaran-Nya yang kita kenal dengan sikap-sikap injili.
Tuhan Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, (Yoh 14:6) untuk menuju Kerajaan Surga.
Ada banyak sikap injili yang bisa kita temukan dan pelajari dalam Kitab Suci, seperti kerendahan hati, sederhana, sukacita, memaafkan (mengampuni), berbagi dan sebagainya.
Hari ini kita akan mencoba menemukannya dalam surat Rasul Paulus kepada muridnya, yaitu Filemon.
Filemon adalah seorang kaya berkebangsaan Romawi dan pernah memiliki budak bernama Onesimus yang kemudian melarikan diri karena punya masalah dengan Filemon tuannya.
Lalu Onesimus datang ke penjara Paulus (mungkin juga dipenjara karena kasus kriminal) dan dipertobatkan serta dibaptis menjadi Kristen. Paulus kemudian menyuruhnya kembali kepada Filemon.
Filemon diminta untuk menerima kembali Onesimus bukan hanya sebagai budak namun lebih dari itu, yaitu saudara seiman. Sebagai orang Romawi, hal ini tentu sangat menyulitkannya. Sebab ia punya wewenang atau hak penuh atas budak dan bisa berbuat apa saja kepadanya.
Paulus bahkan bersedia menanggung kerugian Filemon atas Onesimus (jika ada). Dari sini kita belajar sikap-sikap injili:
- Pengampunan (memaafkan)
- Kesetaraan (menerima budak sebagai saudara)
- Rekonsiliasi
- Menanggung kesalahan orang lain (Paulus bersedia membayar kerugian Filemon)
Sebagai ahli agama, golongan Farisi mestinya mudah untuk memahami hadirnya Kerajaan Allah di dunia, namun kenyataannya tidak.
Tuhan Yesus adalah Kerajaan Allah itu sendiri.
Kerajaan Allah bukanlah bentuk fisik kerajaan namun lebih kepada sikap, termasuk sikap-sikap injili tadi sebagai ajaran Tuhan Yesus yang bisa kita pahami dan rasakan hingga saat ini.
“Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu”
Demikian sabda-Nya.
Pesan hari ini
Sudahkah kamu menghidupi dan menjalankan sikap-sikap injili sebagai seorang murid Kristus?
“Memahami segalanya berarti memaafkan segalanya.”