Menjadi Alat Tuhan

0
205 views
Menjadi alat Tuhan
  • Bacaan 1: Kej. 41:55-57; 42:5-7a,17-24a
  • Injil: Mat. 10:1-7

Dalam mewujudkan karya-Nya, Tuhan bisa menggunakan siapa dan apa saja. Orang baik (benar) maupun orang jahat bisa digunakan-Nya. Seorang manusia tanpa Tuhan tidak akan berdampak apa saja. Tetapi bersama Tuhan, maka kita menjadi instrument yang membawa terang bagi dunia.

Tentang hal ini telah dinubuatkan oleh Nabi Yeremia (Yer 1:5), “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau…”

Saat masih hidup bersama saudara-saudaranya, Yusuf sangat dibenci karena ia merupakan anak kesayangan ayahnya, Yakub. Ia dijual kepada saudagar Median oleh kakak-kakaknya. Lalu orang itu menjualnya kepada keturunan Ismail dan akhirnya terdampar di Mesir. Yusuf akhirnya menjadi pejabat penting disana (Mangkubumi, orang nomor dua sesudah Firaun).

Tidak ada yang kebetulan bagi Tuhan, semua terencana dengan baik.

Yusuf dipakai-Nya sebagai alat untuk memelihara kelangsungan hidup saudara-saudaranya, keluarga Israel. Saat kelaparan hebat juga menghantam Kanaan, maka Israel mengutus anak-anaknya ke Mesir untuk membeli gandum. Disana mereka bertemu dengan Yusuf tanpa mereka sadari (ketahui).

Hal ini membuat Yusuf menangis, melihat kakak-kakaknya menyesali kesalahan saat menjual dirinya.

Tuhan Yesus memilih dua belas orang untuk dijadikan rasul-Nya (alat-Nya) dalam mewartakan Kerajaan Surga. Sebagai orang-orang biasa (bukan orang berpendidikan, ulama, pejabat atau punya kuasa duniawi), mereka diperlengkapi dengan kuasa Ilahi oleh-Nya untuk mengusir roh-roh jahat, menyembuhkan semua penyakit serta segala kelemahan manusia. Tuhan Yesus berpesan:

“Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.”

Pesan hari ini

Yusuf dan dua belas rasul-Nya adalah “alat Tuhan” untuk melaksanakan kehendak-Nya. Tuhan bisa menggunakan siapa saja untuk melaksanakan kehendak-Nya. Bersiaplah menjadi instrument Tuhan dan bukannya ornament (hiasan). Fokus pada tugas pengutusan-Nya.

“Do not under estimate” orang lain.

“Berhentilah meremehkan orang lain dan mulailah menjadi dirimu yang terbaik.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here