Berharap Ditemukan Tuhan

0
337 views
Berharap Ditemukan Tuhan.

Bacaan 1: Why 3:1-6. 14-22
Injil: Luk 19:1 – 10

MELIHAT situasi pandemi di negara kita Indonesia, seolah tanpa harapan. Merasakan lelah itu pasti, namun kita tidak pernah tahu kapan ketidakpastian ini akan berakhir.

Kadang saya bertanya, dimanakah Tuhan di saat seperti ini?

Sebagai pencipta alam semesta, tentulah Tuhan ingin kita selalu dekat dengan-Nya. Namun dosa asal telah menjauhkan manusia dari pada-Nya. Itulah alasan saya menjadi Kristen, dibaptis untuk ditebus warisan dosa asalku.

Tuhan memberi manusia akal dan budi untuk semakin mengenal-Nya dan menemukan-Nya. Namun Dia memberi kebebasan kepada manusia untuk mau tetap bersama-Nya dan menanggapi dengan iman atau menolak untuk bersama-Nya.

Bukan berarti siapa yang mengenal Tuhan akan terhindar dari masa-masa sulit. Justru dalam kesulitan itulah, Tuhan menunjukkan kelemahan manusia agar mengakui transendensi-Nya.

Umat di Sardis dan Laodikia mendapatkan peringatan Tuhan agar mereka bertobat. Meski pada umumnya mereka telah jauh jatuh dalam dosa dan telah mati secara rohani namun Tuhan melihat masih ada umat yang tidak tercemar.

Pola hidup mereka tidak mencerminkan kekristenan. Tuhan mengingatkan jika mereka tidak lekas bertobat, maka namanya akan terhapus dari “kitab kehidupan”. Sebagai pengikut-Nya, kita diminta selalu berjaga-jaga sebab setiap saat Tuhan akan menjumpai kita.

Tuhan akan menyangkal orang-orang yang menyangkal-Nya.

Zakheus adalah orang kaya dan penyelia petugas pemungut cukai. Oleh orang Yahudi, profesi itu digolongkan sebagai pendosa jadi Zakheus dianggap sebagai “kepala pendosa”.

Dengan tubuhnya yang pendek, Zakheus tidak lantas menyerah untuk lebih mengenal dan menjumpai Tuhan. Oleh kegigihannya, alam pun membantunya, ia naik ke atas pohon dan ia pun lantas ditemukan Tuhan.

Tuhan tidak menunggu diundang makan, namun Ia mengundangkan Diri-Nya sendiri. Gembala yang mencari dombanya yang hilang. Zakheus pendosa itu ditemukan oleh Tuhan saat ia mencari-Nya.

Tuhan Yesus mengambil prakarsa dalam pertobatan Zakheus. Bahkan Tuhan memberi pernyataan, bahwa pendosa seperti Zakheus ini juga keturunan Abraham. Orang yang mengalami kesulitan rohani seperti Zakheus, hendaknya jangan dikucilkan namun justru dibantu untuk menemukan jalannya kembali kepada kawanan.

Pesan hari ini

Kadang saya mencari Tuhan ditempat yang terlalu jauh, padahal Ia ada di dekatku. Saya harus membuka diri untuk ditemukan Tuhan, sama seperti Zakheus saat ia naik ke atas pohon. Saya ingin mencuci pakaianku agar tetap putih sehingga namaku tidak dihapus dari kitab kehidupan.

“Orang yang tak pernah membuat kesalahan adalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa. Pakailah maskermu dan tetap jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here