Bacaan Markus 6:14-29
Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat. (Mrk. 6:17-19)
Sahabat pelita hati,
DENDAM kesumat atau rasa benci yang amat mendalam, begitulah kira-kira rasa hati Herodias dan Herodes. Mereka dikuasai rasa benci terhadap Yohanes Pembaptis yang telah menegornya dengan keras perihal perkawinan mereka yang dinilai tidak halal atau tiidak sesuai dengan tata aturan adat dan agama Yahudi pada waktu itu. Maklumlah Herodias sesungguhnya adalah isteri dari Filipus yang diambil begitu saja oleh Herodes. Sebenarnya Herodes dengan kekuasaannya sebagai raja telah melemparkan Yohanes ke dalam penjara yang gelap, walau hatinya tak bisa menolak bahwa Yohanes sebenarnya adalah seorang nabi yang jujur, benar dan suci. Sementara itu, Herodias, yang hidup bersama dengan Herodes tak pernah bisa membuang rasa dendam dan bencinya sehingga memikirkan siang dan malam untuk menemukan cara untuk melenyapkan Yohanes Pempabtis. Karena itu, ketika anak perempuannya menari pada pesta ulang tahun Herodes, dan menyukakan hati sang raja, Herodias mengambil kesempatan ini untuk melampiaskan dendamnya. Ia menyuruh anaknya untuk meminta kepala Yohanes Pembaptis sebagai hadiah karena sudah menyenangkan hati sang raja. Herodes tak bisa mengelak karena sudah berjanji dan bersumpah di hadapan para tamu undangan akan memberi apapun yang dimintanya, bahkan jika meminta setengah dari kerajaannya. Apa boleh buat, Herodes pun memerintahkan agar Yohanes dipenggal kepalanya.
Sahabat terkasih,
Akhir hidup Yohanes Pembaptis sungguh tragis. Ia dipenggal kepalanya atas rekayasa barisan sakit hati, Herodes dan Herodias. Inilah sebentuk gambaran nyata dari orang yang hatinya dikuasai oleh rasa dendam yang mendalam. Sebuah potret nyata tentang orang yang gagal mengelola hatinya. Di balik sikap ini tersembunyi peringai hati yang congkak, tak terbuka terhadap masukan, teguran dan koreksi. Sikap yang amat jauh dari rendah hati.
Sahabat terkasih,
Menyimpan dendam apalagi kehendak untuk membalasnya, iri dan benci bukanlah karakter seorang kristiani. Karakter murid-murid Yesus yang sejati adalah hidup dalam kerendahan hati dan menjauhkan diri dari sikap congkak dan menutup diri terhadap koreksi dan evaluasi. Semoga kita tak menjadi Herodes dan Herodias di zaman ini tetapi siap memperjuangkan hidup dalam semangat kasih dan kerendahan hati.
Harum mewangi bunga melati,
mekar indah di taman hati.
Murid Yesus yang sejati,
selalu tulus dan rendah hati.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)