Bacaan Yohanes 15:12-17
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.
Sahabat pelita hati,
AYAT pembuka dan penutup dari pelita sabda hari ini adalah perintah kasih Tuhan, “Inilah perintah-Ku, kasihilah seorang akan yang lain.” Perintah ini sejatinya menegaskan kembali visi dasar dari pengajaran Tuhan, yakni mengasihi sesama, siapa pun itu. Tuhan sama sekali tidak membatasi siapa yang harus kita kasihi. Semua orang tanpa kecuali. Kasih Tuhan bersifat universal bahkan ditujukan kepada orang baik dan jahat sekalipun. “Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. (Mat.5:46)” Tuhan tak mengajarkan untuk membenci, memusuhi dan bahkan membalas dendam. Yang ada di hati Tuhan hanyalah bagaimana dapat mencurahkan kasih kepada manusia. Kendak untuk selalu berbuat kasih itulah yang harapkan dari para murid-Nya, saling mengasihi satu dengan yang lain. Dimulai di antara kita, dalam keluarga dalam lingkungan Gereja dan kemudian harus menyebar kepada sesama yang lebih luas, masyarakat pada umumnya.
Sahabat terkasih,
Pelita sabda hari ini juga menegaskan bahwa Tuhan menempatkan para murid-Nya sebagai sahabat, bukan hamba atau budak. Artinya Tuhan sungguh mengangkat derajad para murid bukan sebagai bawahan tetapi sebagai pribadi yang dekat dengan-Nya. Bahkan Ia rela menyerahkan nyawa-Nya bagi sahabat-Nya. Pernyataan ini sejatinya juga merupakan perintah agar kita pun memperlakukan sesama kita sebagai sahabat yang harus dikasihi. Bahkan ketika kita memiliki bawahan, karyawan, pembantu, hendaknya kita tetap memperlakukannya sebagai sahabat yang harus kita kasihi dan kita hargai. Memang tidak mudah, tetapi inilah ajaran dan perintah kasih-Nya. Semoga kita mampu menampilkan diri sebagai sahabat Tuhan yang selalu menebarkan kasih dan kebaikan di mana pun dan kapan pun.
Musuh satu terlalu banyak,
Teman seribu masih terasa kurang.
Agar hidup kita makin layak,
berbuatlah kasih kepada setiap orang.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)