Pelita Hati: 27.09.2022 – Tak Mencari Lawan

0
561 views

Bacaan: Ayub 3:1-3.11-17.20-23, Lukas 9:51-56

Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Sahabat pelita hati,

HARI ini kita membaca kisah Yesus.yang ditolak dan dilarang oleh orang-orang Samaria melewati daerahnya. Yesus memang harus pergi ke Yerusalem untuk menuntaskan perutusan-Nya dengan menderita, sengsara hingga wafat-Nya. Hidup-Nya memang harus diakhiri di Yerusalem. Ada dua sikap yang berbeda. Para murid yang dihalangi oleh orang-orang Samaria seketika emosi dan berencana menggunakan kekerasan untuk menghadapi mereka. Sementara Yesus mengajarkan  dan memberi contoh sikap yang penuh kelembutan.  Ia mengambil cara tak lazim, yaitu memahami kekerasan hati orang Samaria dan menghargai penolakan mereka lalu mengambil jalan lain. Terpenting tujuan menuju ke Yerusalem dapat tercapai dan tidak menciptakan gesekan dengan pihak lain. Tuhan mengajarkan kepada para murid sikap hati yang sabar, tak mencari lawan dan musuh.

Sahabat terkasih, 

Sadar atau tidak sadar terkadang kita sering memilih cara konfrontasi untuk menunjukkan kekuasaan dan kemampuan kita atau dengan alasan menjaga kehormatan diri, walau harus ada yang tersakiti. Mari kita belajar untuk mengendalikan diri dan hati agar bisa mengambil sikap bijak dalam hidup seperti Yesus sendiri. Kerendahan hati, kehalusan budi dan kelembutan hati adalah cara terindah untuk melawan kecongkaan dan kepongahan. Tetap semangat dan berkah Dalem.

Ini kisah dokter Terawan,
mantan menteri tetap berbakti untuk negeri.
Tak mencari lawan tetapi kawan,
tak memusuhi tetapi mengasihi.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here