Puncta 19.05.19 Minggu Paskah V Yoh 13:31-33a. 34-35: Belajar dari Angsa

0
1,148 views
Angsa terbang. (Ist)

SEGEROMBOLAN angsa terbang untuk menghindari musim dingin dan mencari tempat yang lebih hangat. Mereka terbang bergerombol dalam jumlah yang besar. Kebanyakan formasi terbang mereka membentuk “V”.

Ternyata ada banyak pelajaran bisa dipetik dari formasi angsa terbang ini. Seperti moncong pesawat, kereta api, kapal yang runcing di depan, fungsi angsa pertama paling depan adalah membelah udara.

Sang pemimpin harus berani ambil risiko pertama. Kepakan sayap angsa di depan memberi daya dukung atau motivasi bagi yang di belakangnya. Dengan formasi terbang seperti itu memungkinkan jarak terbangnya menjadi 71% lebih jauh.

Dengan kata lain kekompakan dan kerjasama dalam tim memberi daya 71% lebih kuat. Seperti halnya ranting yang selalu bersatu dengan pokoknya akan menghasilkan buah banyak.

Kalau angsa di depan lelah, dia akan terbang ke belakang dan digantikan dengan yang lain supaya formasi tetap terjaga. Angsa mengeluarkan suara riuh rendah untuk saling menguatkan.

Seperti para tentara yang berbaris sambil bernyanyi saut-sautan, mereka saling mendukung dang memberi semangat. Jika ada satu yang terluka, dua angsa lain akan menemani terbang bersama. Inilah sebuah solidaritas dan toleransi.

Yesus memberi warisan kepada murid-muridNya, Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”.

Seperti angsa yang tahu ada temannya sedang mengalami kelelahan, angsa yang lain akan menemaninya, bukan cuma satu ekor tetapi dua ekor sekaligus, sampai mencapai tempat yang dituju.

Kasih itu nampak dalam saling mendukung, menolong, kompak bekerja bersama, saling menguatkan satu sama lain.

Angsa juga menjadi simbol kesetiaan. Kalau kita memberkati perkawinan, cincin perkawinan ditaruh di patung dua angsa putih.

Angsa adalah binatang monogam. Dia setia dengan pasangannya. Maka binatang ini dipilih dalam upacara perkawinan.

Kasih itu nampak dalam kesetiaan dengan pasangannya.

Tuhan mengajak kita untuk saling mengasihi. Kasih itu menjadi tanda bahwa kita adalah murid-muridNya.

Kristus telah memberi contoh tentang kasih dengan wafatNya di kayu salib. Marilah kita saling menaruh cinta kasih.

Angsa terbang tidak sendiri
Mereka bergerombol menembus awan
Kalau kita saling mengasihi
Kita menunjukkan sebagai murid-murid Tuhan

Berkah Dalem,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here