Rm. Kurris SJ, “Bekas Londo” ke Nabire untuk Menulis Sejarah

1
2,519 views

TERKUAK sudah, mengapa di usianya yang sudah sangat senja –yakni 82 tahun—almarhum Romo Kurris SJ nekad terbang jauh-jauh ke Nabire di Papua. Menurut penuturan Romo Provinsial Ordo Serikat Yesus Riyo Mursanto SJ –sebagaimana dikutip Romo Sekretaris Provindo Kristiono Purwadi SJ–, motif utama perjalanan jauh ke Ufuk Timur di Papua adalah untuk mencari bahan guna menulis sejarah gereja dan Serikat Yesus di Tanah Papua.

Salah satu bahan sejarah yang hendak ditulis Romo Kurris SJ adalah kisah mengenai Romo JF Le Coq d’Armandville SJ, misionaris Yesuit yang melakukan perjalanan misi ke Papua dan akhirnya meninggal dunia di Nabire.

Bukunya berjudul Sang  Jago Tuhan (Kanisius: 2001) tak lain berkisah dengan JF Le Coq d’Armandville. Dan misi perjalanan jauh ke Nabire yang dilakukan Romo Kurris SJ ke Nabire itu dalam konteks ingin menggali lebih jauh kisah-kisah lain seputar figur misionaris Yesuit asal Perancis ini.

Kaslan alias “Bekas Londo”

Memang ada beberapa versi cerita yang pernah saya dengar, mengapa Romo Kurris memakai nama samaran R. Sukri Kaslan. Satu cerita mengatakan, nama “Kaslan” diambil dari nama seorang koster yang pernah melayani almarhum semasa menjadi pastur paroki di sebuah gereja di Jakarta.

Namun cerita orang lain mengisahkan versi berbeda. “Kaslan itu sesungguhnya merupakan akronim dari “bekas londo” alias mantan (warga negara) Belanda,” kata seorang pastur Yesuit yang sudah almarhum.

Karena mengikuti ejaaan Bahasa Indonesia, maka kata “Londo” dalam bahasa Jawa yang berarti “Belanda” lantas diadaptasi penulisannya menjadi “Kaslan” alias “beKAS BeLANda).

Kecintaannya pada sejarah itulah yang membuat Romo Rudolphus “Ruud” Kurris SJ menerima dengan senang hati penugasan “terakhir” beliau sebagai Yesuit setelah bertahun-tahun “dinas luas” menjadi pastur paroki. Tugas itu adalah menjalani pensiun tinggal di Wisma Emmaus; selain bertugas mendoakan Serikat Yesus dan Gereja –tugas yang biasa diberikan kepada para Yesuit purnakarya—Romo Kurris juga diberi tugas menulis sejarah gereja dan Serikat Yesus.

Sebelum menerima tugas istimewa itu, Romo Kurris SJ sempat berkarya sebagai pastur pembantu di Gereja Paroki Santo Antonius Purbaya, Solo (Surakarta). Dari tangannyalah terbit buku Purbayan di Tengah Rakyat dan Ningrat (Araya: 2009).

.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here