Sabda Hidup: Jumat, 16 Oktober 2015

0
1,220 views

S.Hedwig, St. Margarita Maria AlacoqueSt, St. Gerardus Mayella

warna liturgi Hijau

Bacaan

Rm. 4:1-8; Mzm. 32:1-2,5,11; Luk. 12:1-7. BcO Yer. 7:1-20

Bacaan Injil: Luk. 12:1-7.

1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. 2 Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. 3 Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. 4 Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. 5 Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! 6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, 7 bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

Renungan:

SUATU kali ada seseorang yang ngomongin kejelekan kelompok tertentu. Ada orang yang mengingatkan dia supaya hati-hati ngomong seperti itu karena pasti omongannya akan sampai ke telinga kelompok itu. Namun dia gak percaya dan tetep omong kejelekan kelompok tersebut. Dan benar omongannya memang sampai ke kelompok tersebut.

Kiranya benar yang dikatakan Yesus, “Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.” (Luk 12:3). Kita sulit untuk menjaga orang lain menyimpan apa yang kita katakan. Satu orang mendengar bisa seribu orang yang lain pun ikut mendengar.

Dari pengalaman itu rasanya kita bisa belajar agar tidak gampang ngegosip. Apa yang kita sampaikan dalam gosip akan sampai ke telinga mereka yang kita gosip. Akibatnya bukanlah relasi yang makin baik, namun kondisi tidak nyaman yang akan menghantui hidup kita. Marilah kita hindarkan diri dari gosip.

Kontemplasi:

Bayangkan dirimu mendapat laporan tentang orang yang omongin keburukanmu di tempat lain.

Refleksi:

Bagaimana menjaga diri dari gosip?

Doa:

Tuhan, Engkau menghendaki kami berterus terang dalam hidup ini. Ketika ada sesuatu yang kurang lebih baik kami langsung omong kepada yang bersangkutan. Berkatilah kami agar mampu seperti itu. Amin.

Perutusan:

Aku akan menjaga diri dari gosip. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here