Sabtu Suci: Turun ke Dunia Bawah Tuhan dari Sebuah Homili Antik Sabtu Sepi

0
612 views
Ilustrasi: Lapangan Santo Petrus Vatikan yang sepi. (Ist)

APA yang tengah terjadi? Hari ini di bumi ada kesunyian besar; ada kesenyapan yang sungguh luar biasa. Keheningan yang hebat ini karena Raja sedang tidur.

Bumi diam dan tertegun karena Tuhan yang menjelma menjadi daging tidur dan telah membangunkan mereka yang telah tidur selama berabad-abad. Tuhan mati secara daging dan turun untuk mengguncang kerajaan neraka.

Dia pergi untuk mencari induk pertama seperti seekor domba yang hilang. Dia ingin turun untuk mengunjungi mereka yang tinggal di dalam kegelapan dan dalam bayang-bayang maut. Allah dan Putra-Nya pergi untuk membebaskan Adam dan Hawa dari penderitaan yang mereka alami di dalam penjara.

Tuhan datang kepada mereka membawa senjata kemenangan dari salib. Segera setelah Adam, sang leluhur melihatNya, ia memukuli dadanya karena heran. Dia berteriak kepada semua orang dan berkata: “Bergabunglah bersama dengan Tuhanku”. Dan Kristus menjawab sambil berkata kepada Adam: “Dan bersama rohmu. Dan Aku memegang tangannya, menggoncangkannya dan berkata:”

Bangunlah, hai engkau yang tidur, bangkitlah dari kematian, dan Kristus akan menerangi engkau.

Akulah Allahmu, sekarang Aku berbicara, dan dengan kekuatanKu Aku memerintahkan mereka yang ada di dalam penjara: Keluar!

Bagi mereka yang berada dalam kegelapan: Diterangkanlah!

Bagi mereka yang sudah mati: Bangkitlah! Aku perintahkan kamu: Bangun, kamu yang sedang tidur! Karena aku tidak menciptakan kamu untuk tetap menjadi tahanan di neraka.

Bangkitlah dari kematian. Akulah kehidupan orang mati. Bangkit oleh tanganKu! Bangkit dari kematian, hai engkau yang terbuat menurut citraKu! Bangkit!

Mari kita pergi dari sini! Bahwasanya Kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu adalah hanya satu sifat yang tidak terbagi.

Karena Aku, Allahmu telah menjadikan anakmu. Karena kamu, Aku, Tuhan, telah mengenakan sifat hambamu.

Untuk kamu, Aku yang bertakhta di atas langit telah datang ke bumi dan ke bawah bumi. Oleh karena engkau, Aku telah menjadi seperti seorang yang lemah, tetapi kemudian Aku lepas bebas di antara orang mati.

Hanya karena engkau yang telah keluar dari taman Surga di bumi, aku dikhianati di taman dan diserahkan ke tangan orang-orang Yahudi, dan di taman pula aku disalibkan.

Lihat wajahKu ini diludahi, Aku terima untukmu, agar Aku bisa mengembalikan engkau ke nafas kehidupan pertama.

Lihatlah bekas tamparan di pipiKu, Kutanggung untuk mengembalikan gambar kecantikanmu yang telah hilang.

Lihatlah bekas-bekas pencambukan di punggungku yang Aku derita untuk membebaskan pundakmu dari beban dosa-dosamu.

Lihatlah tanganKu dipaku pada kayu salib demi engkau.

Aku wafat di kayu salib dan tombak menembus lambungKu, demi engkau yang tertidur di taman Firdaus dan memisahkan Hawa dari sisimu.

Semoga lambungKu menyembuhkan rasa sakit pada sisimu. TidurKu akan membebaskanmu dari tidur di neraka. TombakKu menghalau tombak yang berbalik melawan engkau.

Bangkit, mari kita pergi dari sini. Musuh membawamu keluar dari tanah Surga. Aku tidak lagi menempatkan engkau kembali di taman itu, tetapi menempatkan engkau di atas takhta surgawi.

Engkau tak boleh menyentuh tanaman simbol kehidupan, tetapi Aku yang hidup akan memberitahukan kepadamu tentang siapa Aku ini. Aku telah menempatkan Kerubim sebagai pelayan untuk menjaga engkau.

Sekarang Aku membuat Kerubim turut menyembah engkau hampir seperti mereka menyembah Tuhan, sekalipun engkau bukan Tuhan.

Tahta langit siap. Para pelayan siap. Ruangan telah diatur, meja telah disusun, tempat tinggal abadi telah dihias, pundi-pundi terbuka. Dengan kata lain, Kerajaan Surga dipersiapkan untukmu sejak abad yang kekal “.

PS: Diterjemahkan dari”Kotbah Antik pada Hari Sabtu Suci” (PG 43, 439. 451. 462-463)

Roma, Sabtu Suci, 11 April 2020

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here