SAGKI 2015: Saatnya Berkatekese Tujuh Sakramen melalui Media Visual

0
1,224 views

DI forum Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) ke-4 tahun 2015, resmi sudahlah produk media visual tentang tujuh sakramen untuk tujuan katekese (pengajaran iman katolik). Video tentang Tujuh Sakramen ini diproduksi oleh KWI bekerja sama dengan Studi Audio Visual (SAV) Puskat Yogyakarta. (Baca: Video Katekese 7 Sakramen Gereja).

Pada kesempatan hajatan SAGKI ke-4 pada hari kedua, Selasa (3/11) malam, video katekese tentang Tujuh Sakramen itu resmi dirilis oleh KWI bersama mitranya, SAV Puskat Yogyakarta.
Awal mula

Menjawab pertanyaan Sesawi.Net di sela-sela acara SAGKI ke-4 tahun 2015, Direktur SAV Puskat Yogyakarta Romo Y. Iswarahadi SJ mengisahkan, ide awal kemendesakan membuat video tentang tujuh sakramen bermula di forum sidang pertemuan SIGNIS di Batam tahun 2013. Pada pertemuan itu, ungkap pastor Jesuit ini, ada workshop pembuatan film pendek tentang tujuh sakramen sebagai bagian acara pertemuan SIGNIS di Batam.

Barulah setelahnya muncul gagasan dari Ketua Komisi Komsos KWI Mgr. Petrus Turang agar paparan visual tentang tujuh sakramen untuk tujuan katekese bisa dikerjakan dengan lebih fokus dan serius. “SAV diminta membuat proposal untuk kemudian diajukan ke Komsos KWI ,” ungkap Romo Iswarahadi.

Senada dengan itu, Sekretaris Komisis Komsos KWI RD Kamilus Pantus menyebutkan, gayunng pun bersambut riang di KWI. Ketika proposal itu masuk ke Komsos KWI, sambutan positif muncul hingga kemudian proposal ini dibawa ke forum rumpun komisi-komisi di KWI yang punya perhatian besar di bidang pewartaan iman seperti Komsos KWI, Komisi Katekese, Komisi Liturgi, Komisi Teologi.

video tujuh sakramen gereja
Video Tujuh Sakramen hasil produksi bersama KWI dan mitra kerjanya SAV Puskat Yogyakarta.

“Barulah ketika keputusan rumpun forum komisi-komisi pewartaan iman merespon positif gagasan besar tersebut, maka proposal SAV ini kemudian dibawa forum yang lebih ‘tinggi’ dan formal, yakni Presidium KWI. Ternyata rapat Presidium KWI juga sangat menyetujui gagasan ini,” terang RD Kamilus Pantus, imam diosesan Keuskupan Weetebula yang kini menjadi Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI.

Modul visual untuk pengajaran iman
Di hari kedua SAGKI, Selasa (3/11) malam, SAV Puskat Yogyakarta sempat menayangkan video tentang Sakramen Penguatan. Diawali kisah seorang karyawan muda katolik (Aryani) yang mengalami kegalauan iman, ketika dirinya diajak bersekongkol oleh bosnya di kantor untuk menggelembungkan nilai projek hasil sebuah tender terbuka.

Namun di luar dugaan sang bos, Aryani menolak mentah-mentah ajakan kongkalingkong tersebut. Kegalauan kedua terjadi, saat dirinya dibujuk rayu oleh ibunya sendiri agar sudi menikah dengan pria mapan pilihan orangtuanya. Lagi-lagi, Aryani menolak karena bagi dia perkawinan adalah urusan cinta antara pasangan, bukan hasil ‘rekayasa’ orangtua atas alasan kekayaan atau lainnya.

Romo Kamilus Pantus by Steve Elu Hidup
Sekretaris Komsos KWI RD Kamilus Pantus memberi pengantar pada rilis video tujuh sakramen produksi bersama KWI-SAV Puskat Yogyakarta. (Stevanus Elu/Majalah Hidup)

Di media visual melalui tayangan video ini, demikian penjelasan Romo Iswarahadi SJ, orang diajak untuk berpikir matang dan dewasa sesuai iman katolik manakala menemui berbagai tantangan kehidupan. Sakramen Penguatan dalam konteks katekese tentang Tujuh Sakramen ini adalah rahmat sakramental yang diterima sekali seumur hidup agar setiap orang katolik yang sudah dibabtis tetap punya keyakinan dan keteguhan untuk bersikap dan berperilaku hidup sesuai dengan iman kekatolikannya.

Sakramen Penguatan adalah ‘senjata’ iman, manakala kegalauan hati melanda batin orang katolik.

Video Tujuh Sakramen hasil produksi bareng antara KWI dan SAV Puskat Yogyakarta ini dijual untuk umum seharga Rp 50.000,00 dan bisa dibeli di beberapa outlet toko liturgia dan benda-benda rohani katolik.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here