Puncta 7 Juni 2025
Sabtu Paskah VII, Sabtu Imam
Yohanes 21:20-25
KITA ini seringkali sibuk mengurusi orang lain. Apa yang dilakukan orang lain jadi fokus perhatian kita. Apalagi kalau kita pergi kondangan, kita sibuk melihat penampilan mereka dari kaki sampai ke kepala.
Orang pergi ke pesta pakai mobil bagus, kita iri. Orang bawa tas bermerek, jam tangan mahal, perhiasan gemerlap dan alat make up mengkilap, kita gelisah dan tergagap-gagap. Mata dan perhatian kita tidak terlepas dari tetangga sebelah.
Maka ada pepatah berkata, “Rumput tetangga lebih indah daripada rumput sendiri.”
Ungkapan itu mau mengatakan bahwa kita tidak mensyukuri apa yang ada pada diri kita, tetapi lebih suka membandingkan dengan orang lain.
Petrus juga berlaku demikian. Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?”
Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?”
Jawab Yesus: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.”
Kata Yesus ini juga ditujukan kepada kita, “Itu bukan urusanmu. Tetapi engkau; ikutlah Aku.”
Yesus minta agar kita tidak terlalu banyak mengurusi orang lain, apalagi hal-hal remeh temeh dan sepele. “Itu bukan uruanmu!”
Yesus menghendaki agar kita lebih fokus untuk mengikuti Dia. Kalau kita terlalu banyak mengurusi orang lain, ‘ngegosip, gibah, menilai dan menghakimi orang lain, kita tidak maju tetapi justru berbuat dosa.
Tiap orang dipanggil dengan peran dan tugas perutusan masing-masing. Marilah kita fokus pada tugas pengutusan kita sendiri.
Jangan memusingkan diri dengan urusan orang lain. Bikin pusing dan stres sendiri.
Pergi ke PGS di konter batik,
Mau membeli selembar kain.
Lakukan tugasmu dengan baik,
Tak usah sibuk dengan orang lain.
Wonogiri, jangan banyak mikiran orang lain
Rm. A. Joko Purwanto, Pr