Banjir Sintang: Pentingnya Data Curah Hujan (2)

0
228 views
Menolong korban banjir Sintang di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu di Kalbar ini sungguh tidak dilarang. (Br. Stephanus Paiman OFMCap)

MENURUT Rektor Sintang Kapuas Dr. Antonius, sangat disayangkan bahwa hingga saat ini data tentang curah hujan, baik intensitas maupun frekuensi kejadian turunnya hujan setiap tahun kejadian banjir -khususnya tahun 1955, 1963, 1983- belum bisa didapatkan.

Padahal rekaman data ini sangat penting guna bisa membandingkan dengan data curah hujan tahun 2010 dan 2021.

Ketika data curah hujan sejak tahun 1955 tersedia, maka paparan itu akan membantu untuk menentukan apakah konversi lahan, penebangan kayu, tambang illegal dan lain-lainnya menjadi faktor paling dominan menjadi penyebab banjir 2021.

Menurut ahli ilmu Lingkungan Universitas Kapuas Sintang ini, terlepas dari itu semua, secara umum ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya banjir di wilayah Kabupaten Sintang tahun 2021 antara lain:

  1. Curah hujan tinggi. Tingginya curah hujan yang terjadi, berdampak pada meningkatnya volume air di daratan. Jika air tidak bisa terserap dengan sempurna oleh tanah atau dialirkan ke sungai, kondisi ini bisa menjadi penyebab banjir bandang, terutama di area perbukitan.
  2. Daerah dataran rendah dan daerah resapan air. Daerah dataran merupakan daerah penampung air, terutama sebelum air dapat mengalir melalui sungai-sungai yang memiliki tampungan terbatas. Kota Sintang sebagian besarnya merupakan daerah rendah dan selalu menerima kiriman air dari berbagai daerah perhuluan yang memiliki banyak anak-anak sungai besar dan danau besar. Tidak sedikit rumah penduduk yang langganan banjir tahunan, karena berada di daerah dataran rendah dan tangkapan air.
  3. Adanya penebangan hutan.Penebangan hutan secara besar-besaran akan berdampak besar terhadap kemampuan tanah menyerap air, karena hutan dapat membantu penyerapan air hujan secara besar-besaran oleh tanah. Apabila hutan gundul, maka daya serap tanah berkurang karena terjadi pemadatan tanah yang akan mengakibatkan besarnya aliran permukaan run off.

Selain itu, kata Antonius, banjir Sintang tahun 2021 ini juga dikarenakan salah sistem kelola tata ruang.

  • Kesalahan pada sistem tata kelola ruang di daerah perkotaan biasanya sering kali menyebabkan sering terjadinya banjir.
  • Karena adanya kesalahan tersebut, biasanya air akan sulit menyerap ke dalam tanah dan menyebabkan aliran air menjadi lambat.
  • Sementara pada musim penghujan, air yang datang ke daerah tersebut akan lebih banyak jumlahnya dari biasanya sehingga dapat cepat menyebabkan banjir.
  • Tanah sudah tidak mampu menyerap air.

Ketidakmampuan tanah melakukan penyerapan air biasanya disebabkan karena berkurangnya lahan hijau atau lahan terbuka lainnya yang ada di perkotaan. Hal tersebut menyebabkan air masuk ke dalam saluran, sungai, danau, atau pun selokan.

Apabila tempat-tempat tersebut sudah meluap dapat dipastikan bahwa air yang meluap mengakibatkan banjir.

Dari apa yang disebutkan Rektor Sintang Kapuas tersebut, menjadi jelas bahwa kondisi Kota Sintang yang masih merupakan kota kecil tentu hal seperti faktor di atas  tidak begitu berdampak signifikan.

Namun, kata dia, lebih ditentukan oleh kiriman air di perhuluan yang kemungkinan bahwa:

  • Kapasitas Sungai Terbatas

Sebagian besar daerah Kalimantan Barat dikenal dengan DAS Kapuas yang juga dialiri oleh Sungai Kapuas sepanjang 1.143 Km.

Sungai Kapuas memiliki sub DAS yang secara keseluruhan mengalir ke Sungai Kapuas, sehingga apabila terjadi curah hujan merata di seluruh daerah perhuluan, maka Sungai Kapuas tidak akan mampu menampung volume air hujan yang berasal dari berbagai anak sungai yang secara keseluruhan menuju sungai Kapuas.

  • Efek gas rumah kaca

Ada beberapa dampak buruk akibat polusi udara, seperti meningkatnya karbon dioksida dan perubahan cuaca ekstrem. Selain itu, asap industri juga dapat membuat pemanasan global, yang akhirnya bisa menjadi penyebab terjadinya banjir. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here